Mohon tunggu...
Tiyarman Gulo
Tiyarman Gulo Mohon Tunggu... Penulis

Menulis adalah jalan cuanku!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kepanikan 50.000 nasabah dan Niat Baik PPATK yang Bikin Pusing

2 Agustus 2025   17:46 Diperbarui: 2 Agustus 2025   16:53 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemblokiran Rekening, Bank Kewalahan Melayani Nasabah Panik JPNN.COM 

Jumat sore, setelah seminggu bekerja keras, Anda hendak mengambil uang di ATM untuk kebutuhan akhir pekan. Anda masukkan kartu, ketik PIN, pilih jumlah uang, dan... layar ATM menampilkan pesan dingin, "Transaksi tidak dapat diproses. Silakan hubungi bank Anda."

Jantung Anda berdebar sedikit lebih kencang. Anda coba lagi. Hasilnya sama. Anda buka aplikasi mobile banking untuk mencoba transfer, tapi gagal total. Saldo Anda seolah dibekukan oleh kekuatan tak kasat mata. Panik mulai menjalari tubuh Anda. Bagaimana cara membeli bensin untuk pulang? Bagaimana membayar belanjaan di kasir? Apa yang sebenarnya terjadi dengan uang hasil jerih payah Anda?

Mimpi buruk inilah yang menjadi kenyataan pahit bagi tidak kurang dari 50.000 orang di Kalimantan Selatan baru-baru ini. Mereka bukan penjahat, bukan koruptor, bukan pula buronan. Mereka adalah kita semua, guru, pedagang, pensiunan, mahasiswa, ibu rumah tangga, yang tiba-tiba mendapati akses ke denyut nadi finansial mereka terputus total. Ini adalah kisah di balik kepanikan massal yang menimpa nasabah Bank Kalsel, sebuah drama yang lahir dari niat baik yang eksekusinya, sayangnya, membuat pusing tujuh keliling.

Pemblokiran 50.000 rekening pasif oleh PPATK sebabkan kepanikan di Bank Kalsel. Niat baik cegah kejahatan, namun merepotkan nasabah yang tidak aktif. - Tiyarman Gulo

Jumat Kelabu di Kantor Bank Kalsel

Pemandangan di kantor-kantor cabang Bank Kalsel saat itu sungguh luar biasa. Antrean mengular hingga ke luar gedung. Wajah-wajah cemas dan bingung bercampur dengan nada suara yang meninggi. Para petugas bank, yang sama terkejutnya, harus bekerja ekstra keras, berjibaku antara menenangkan nasabah yang panik dan mengisi tumpukan formulir keberatan.

Fachrudin, Direktur Utama Bank Kalsel, melukiskan situasi itu dengan gamblang. 

"Nasabah panik, karena tidak bisa transaksi. Petugas kami harus kerja ekstra mengonfirmasi ke nasabah dan klarifikasi ke PPATK," ujarnya.

Bayangkan betapa frustrasinya menjadi nasabah saat itu. Anda tahu uang Anda ada di sana, tapi Anda tidak bisa menyentuhnya. Anda tidak melakukan kesalahan apa pun, tapi Anda seolah-olah dihukum. Bagi puluhan ribu orang, hari itu sistem perbankan yang seharusnya menjadi penyokong hidup, justru menjadi sumber stres terbesar.

Lalu, siapa sebenarnya "dalang" di balik semua kekacauan ini? Apakah ini kesalahan Bank Kalsel? Jawabannya ternyata jauh lebih kompleks dan berskala nasional.

Mengenal PPATK

Di tengah semua amarah dan kebingungan, satu nama muncul sebagai penyebab utama, PPATK atau Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan.

Bagi kebanyakan orang awam, nama ini mungkin terdengar asing atau bahkan menyeramkan. Tapi, mari kita luruskan. PPATK bukanlah sosok antagonis dalam cerita ini. Sebaliknya, mereka adalah salah satu pahlawan tanpa tanda jasa di negeri ini.

Sederhananya, sistem keuangan Indonesia sebagai sebuah kota besar dengan ribuan jalan tikus. Misi utama PPATK adalah menjadi penjaga gawang super canggih di setiap gerbang kota itu. Mereka bertugas mendeteksi dan mencegah aliran dana haram yang berasal dari tindak pidana seperti korupsi, narkoba, perjudian, hingga pendanaan terorisme. Pekerjaan mereka sangat penting untuk menjaga keamanan dan integritas ekonomi negara kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun