Mohon tunggu...
Akaha Taufan Aminudin
Akaha Taufan Aminudin Mohon Tunggu... Sastrawan

Koordinator Himpunan Penulis Pengarang Penyair Nusantara HP3N Kota Batu Wisata Sastra Budaya SATUPENA JAWA TIMUR

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Menjelaskan Aksi Protes dan Kerusuhan 2025 dari lima variabel

20 September 2025   15:07 Diperbarui: 20 September 2025   15:07 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo Denny JA Ketua Umum SATUPENA PUSAT 

Revolusi menjadi janji sekaligus tragedi. Ia membuka gerbang modernitas sembari menorehkan luka panjang.

-000-

Namun untuk memahami kedalaman pelajaran Revolusi Prancis, kita perlu melihat detail yang sering luput.

Krisis fiskal bukan sekadar angka defisit. Negara Prancis waktu itu menanggung utang besar akibat perang tujuh tahun dan dukungan pada Revolusi Amerika. Kas kerajaan kosong.

Pajak ditarik semakin keras dari rakyat jelata, sementara kaum bangsawan menikmati hak istimewa untuk tidak membayar. Ketidakadilan fiskal ini melahirkan amarah yang tak terbendung.

Di pedesaan, para petani menanggung beban ganda. Gagal panen membuat harga roti melonjak tajam. Roti, makanan pokok rakyat, berubah menjadi simbol ketidakadilan.

Di kota, pengangguran meningkat. Buruh kehilangan pekerjaan. Rasa lapar menjelma bahasa universal yang menembus batas kelas sosial.

Di sisi lain, muncul kelas baru: kaum borjuis terdidik. Mereka memiliki uang, pendidikan, dan ambisi, tetapi tidak memiliki pengaruh politik sepadan.

Ketika kelas baru ini bersatu dengan penderitaan rakyat kecil, lahirlah aliansi berbahaya bagi rezim lama.

Ide-ide pencerahan menjadi bahan bakar intelektual. Rousseau menulis tentang kedaulatan rakyat.

Montesquieu tentang pemisahan kekuasaan. Voltaire tentang kebebasan berpikir. Buku-buku itu beredar luas, memantik imajinasi baru: bahwa raja bukan pusat semesta, melainkan rakyat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun