Mohon tunggu...
Akaha Taufan Aminudin
Akaha Taufan Aminudin Mohon Tunggu... Sastrawan

Koordinator Himpunan Penulis Pengarang Penyair Nusantara HP3N Kota Batu Wisata Sastra Budaya SATUPENA JAWA TIMUR

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Menjelaskan Aksi Protes dan Kerusuhan 2025 dari lima variabel

20 September 2025   15:07 Diperbarui: 20 September 2025   15:07 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo Denny JA Ketua Umum SATUPENA PUSAT 

Pertanyaan pun mengendap, berat namun tak terelakkan. Mengapa protes yang lahir dari keresahan dapat menjelma kerusuhan yang menghancurkan dirinya sendiri?

Mampukah aksi protes ini memaksa pemerintah menulis ulang kontrak sosial baru, yang lebih demokratis, dan berkeadilan ekonomi?

Untuk menjawabnya, saya mengusulkan bingkai lima variabel:

(1) keresahan ekonomi,
(2) hadirnya generasi rentan,
(3) media sosial sebagai megafon,
(4) provokator yang menggeser arah,
(5) kebutuhan menulis ulang kontrak sosial.

Lima variabel ini bukan daftar yang beku. Mereka adalah simpul yang saling menarik. Pada momen tertentu, tegangannya memutuskan tali.

-000-

Sebelum menapaki lima variabel itu, mari menoleh sejenak ke cermin sejarah.

Revolusi Prancis 1789 kerap dianggap letusan tunggal ide besar. Peter McPhee, dalam The French Revolution, 1789--1799, menunjukkan sesuatu yang lebih subtil.

Revolusi lahir dari pertemuan tiga arus: krisis fiskal negara yang bangkrut, perubahan sosial yang tak terbendung, serta ide-ide pencerahan yang memberi bahasa untuk menamai ketidakadilan.

Saat ketiganya beresonansi, Bastille tidak sekadar diserbu. Legitimasi lama runtuh.

Namun McPhee juga mengingatkan sisi gelapnya. Janji kebebasan dibarengi kekerasan. Guillotine bekerja tanpa lelah. Perang saudara menyala di Vende.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun