Mohon tunggu...
Kak Memo
Kak Memo Mohon Tunggu... Kolumnis

Freelancer

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suara Hati Kipas Angin

9 Februari 2025   13:13 Diperbarui: 10 Februari 2025   11:50 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kipas Angin (Sumber:Dokumen Pribadi)

Saat teman-temannya butuh bantuan, mereka menghubunginya lebih cepat daripada ambulans. 

Saat ada tugas kelompok, ia yang bekerja paling keras, sementara yang lain sibuk dengan urusan masing-masing. 

Ia seperti kipas angin yang tak boleh berhenti.

"Hah, hidup kok begini amat," keluhnya.

Aku berdesir lembut, seolah berkata: aku juga.

3

Hari berganti. 

Matahari tetap menyengat. 

Bima semakin lelah, tapi ia tetap tersenyum pada dunia. 

Sama seperti aku, yang tetap berputar meski motor di dalam tubuhku mulai berderik.

Suatu malam, aku merasakan ada yang aneh di dalam diriku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun