4
Beberapa hari kemudian, aku benar-benar tak bisa bergerak.
"Ah, rusak!" keluh Bima.
Ia memukul tubuhku perlahan, mencoba menyalakan tombol berulang kali.Â
Tapi aku tetap diam.
Untuk pertama kalinya, aku tak bisa menemaninya.Â
Tak bisa memberikan angin saat ia duduk merenung.Â
Tak bisa menghembuskan kesejukan saat ia tertidur dengan kepala penuh pikiran.
"Aku harus beli yang baru, nih," katanya.
Aku tahu, masaku sudah habis.
Sore itu, Bima pergi ke toko elektronik, meninggalkanku sendiri dalam kamar yang sunyi.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!