"Tidak semua hal bisa dicatat. Tidak semua tubuh bisa dipetakan. Kadang, yang penting bukan grafiknya naik atau turun, tapi bahwa kita masih cukup waras untuk menyadari bahwa hidup ini memang tidak selalu bisa diringkas dalam tabel dan dosis. Makanlah dengan bahagia. Minumlah obat tanpa takut. Dan jangan pernah mengira kau bisa jadi dewa statistik hanya karena punya spidol warna-warni."
Dan di dapur kecil itu, suara wajan tak lagi gaduh. Hanya ada uap nasi yang tenang, semilir angin dari jendela yang dibuka sedikit, dan seorang perempuan tua yang akhirnya berdamai.
Bukan dengan kolesterol, tapi dengan dirinya sendiri.
Baca cerpen lain:
- Carok
- Alter Ego
- Telur, Peta, dan Pengertian
- Bau Waktu yang Membeku
- Gang Kecil Digital
- Lebaran Tanpa Kata
- Konspirasi Ketupat
- Di Antara Pusaran Laut Banda
- Cahaya Malam Lailatul Qadar
- Jalan Terakhir di Tapal Bumi
- Empat Wajah Agus
- Residu Bom Bali
- Rahasia di Balik Kabut
- Paranoia di Sungai Musi
- Azis dan BCL
- Waktu Maghrib di Kandeapi
- Bisikan di Lift Kosong
- Jerat Kawin Kontrak
- Delusi
- Luka dalam Cinta
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI