Mohon tunggu...
Taufiq Agung Nugroho
Taufiq Agung Nugroho Mohon Tunggu... Asisten Peneliti

Seorang bapak-bapak berkumis pada umumnya yang kebetulan berprofesi sebagai Asisten Peneliti lepas di beberapa lembaga penelitian. Selain itu saya juga mengelola dan aktif menulis di blog mbahcarik.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Alter Ego

19 Mei 2025   19:40 Diperbarui: 19 Mei 2025   19:40 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cerpen: Alter Ego (Sumber: Leonardo)

"Ketika bayangan dalam cermin mulai bergerak sendiri, ia harus menghadapi kebenaran paling menakutkan: dirinya bukanlah satu-satunya yang hidup dalam tubuh itu."

Aksara

Di sebuah kamar kecil yang diterangi lampu meja berwarna kuning redup, Aksara menekuk jemarinya di atas buku catatan yang terbuka. Pensil di tangannya bergerak pelan, menciptakan garis-garis huruf yang rapi, seolah setiap kata harus terukir sempurna sebelum dunia boleh membacanya.

Hujan turun sejak sore tadi, membuat kaca jendela dipenuhi titik-titik air yang melunturkan cahaya lampu jalan di luar. Aroma tanah basah bercampur dengan wangi buku-buku tua yang tersusun di rak kayu, memberikan rasa nyaman yang hanya bisa ia temukan di tempat ini—di ruangannya sendiri, dunia kecilnya yang tak tersentuh.

Di luar, kehidupan terus berjalan. Suara kendaraan, langkah kaki terburu-buru di trotoar, dan sayup-sayup tawa dari warung kopi di ujung jalan. Tapi semua itu terasa jauh bagi Aksara. Ia lebih memilih diam, tenggelam dalam kata-kata yang ia tuliskan sendiri.

Tapi diam bukan berarti tenang.

Kadang-kadang, keheningan justru lebih bising daripada keramaian.

Aksara bukan orang yang mudah berbaur.

Di kampus, ia selalu memilih duduk di barisan belakang, menjauh dari pusat perhatian. Ia mendengarkan, mencatat, lalu pergi sebelum ada yang sempat mengajaknya berbicara.

Di perpustakaan, ia bisa menghabiskan waktu berjam-jam, menelusuri halaman demi halaman tanpa gangguan. Buku-buku adalah temannya, tempat ia menemukan dunia yang lebih masuk akal daripada kenyataan.

Tapi di rumah, semuanya berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun