Mohon tunggu...
Tuhombowo Wau
Tuhombowo Wau Mohon Tunggu... Penulis

Pemerhati Pendidikan dan Pegiat Literasi Politik Domestik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Bermutu, Otonomi, dan Tantangan Abad 21

19 September 2025   08:40 Diperbarui: 19 September 2025   08:40 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wujud implementasi otonomi pendidikan berbasis kurikulum kontekstual (Sumber: Cakrawala.co)

Cobalah kita sejenak mengingat kembali: berapa kali kita mendengar kata pendidikan bermutu dilontarkan dalam pidato pejabat, dibahas dalam seminar, atau dituliskan dalam dokumen resmi pemerintah? Kata ini sering terdengar gagah, tetapi sayangnya masih terasa kabur.

Apa yang sebenarnya dimaksud dengan mutu itu, dan bagaimana cara kita mencapainya?

Jika kita jujur, mutu pendidikan tidak bisa diukur hanya dengan angka. Entah itu nilai ujian, hasil survei PISA, atau indeks capaian tertentu.

Angka memang penting, tetapi mutu yang sesungguhnya adalah ketika pendidikan mampu melahirkan manusia yang berpikir, berperasaan, dan berkarakter. Manusia yang cerdas secara akademis, tetapi juga bijak dalam mengambil keputusan, tangguh menghadapi kesulitan, serta peduli terhadap sesama dan lingkungannya.

Singkatnya, mutu adalah soal manusia utuh, bukan sekadar soal angka-angka.

Nah, untuk melahirkan mutu semacam itu, pertanyaan yang muncul adalah: mungkinkah hal itu dicapai kalau semua sekolah diikat oleh aturan seragam dari pusat? Apakah mutu bisa tumbuh dari kebijakan yang kaku dan seragam, padahal kenyataan di lapangan begitu beragam?

Pendidikan dan Keanekaragaman Konteks
Indonesia adalah negeri yang luas dengan keragaman luar biasa. Ada sekolah di pulau-pulau terpencil yang akses listriknya terbatas, ada sekolah di kota besar yang muridnya sejak kecil sudah akrab dengan gawai, ada sekolah di dataran tinggi yang murid-muridnya lebih fasih dengan bahasa ibu ketimbang bahasa nasional. Bagaimana mungkin kebutuhan-kebutuhan itu bisa dijawab dengan pola tunggal?

Guru di desa yang murid-muridnya membantu orang tua bertani tentu punya strategi berbeda dibanding guru di kota yang muridnya sibuk dengan kursus tambahan. Kepala sekolah di pesisir tentu punya cara lain dibanding kepala sekolah di daerah industri.

Inilah realitas: konteks menentukan cara belajar, dan karena itu, pendidikan bermutu hanya bisa lahir jika sekolah diberi keleluasaan menyesuaikan diri dengan konteksnya.

Otonomi sebagai Jalan Menuju Mutu
Otonomi bukan sekadar slogan "merdeka belajar". Ia adalah sebuah kepercayaan bahwa guru dan sekolah tahu apa yang terbaik bagi murid-muridnya. Otonomi berarti memberi ruang bagi sekolah untuk merancang kurikulum kontekstual, menyesuaikan metode pengajaran, dan mengelola sumber daya sesuai kebutuhan lokal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun