Mohon tunggu...
Sungkowo
Sungkowo Mohon Tunggu... guru

Sejak kecil dalam didikan keluarga guru, jadilah saya guru. Dan ternyata, guru sebuah profesi yang indah karena setiap hari selalu berjumpa dengan bunga-bunga bangsa yang bergairah mekar. Bersama seorang istri, dikaruniai dua putri cantik-cantik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Olahraga Tak Sekadar Rangsang Fisik, tapi Juga Sosial dan Emosional

1 September 2025   00:32 Diperbarui: 31 Agustus 2025   22:45 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi 1: Murid sedang pemanasan saat berolahraga di lapangan sekolah. (Dokumentasi pribadi)

Di lapangan sekolah tampak para murid berolahraga. Mereka berseragam olahraga. Dua guru olahraga, teman saya seprofesi yang masih muda-muda, membersamai mereka.

Murid-murid melakukan pemanasan aktivitas fisik. Dipimpin oleh salah seorang murid, yang ditunjuk oleh guru. Gerakan untuk pemanasan yang sederhana dilakukan bersama-sama.

Saya melihat mereka melakukan gerakan kepala. Menoleh ke kanan ke kiri. Menggerakkan kepala menunduk dan mendongak. Merebahkan kepala ke kiri dan ke kanan.

Lalu, disusul gerakan pada tangan dan dilanjutkan hingga gerakan kaki. Semua dilakukan berdasarkan hitungan di mulut. Satu, dua, tiga, empat, hingga hitungan delapan menjadi penanda gerakan. Semua murid melakukan gerakan sesuai dengan gerakan temannya yang memimpin.

Setiap pola gerakan dilakukan 2 x 8 hitungan. Hanya, tampak belum semua murid, yang notabene anak, melakukan gerakan serempak mengikuti hitungan yang terdengar dari tempat duduk saya .

Begitulah anak. Ada yang tertib mengikuti hitungan, ada yang geraknya terlambat ketimbang hitungannya. Ada yang lebih cepat. Memang, sekali lagi, akhirnya gerakan tampak kurang serempak alias agak semrawut.

Beberapa waktu terlihat salah seorang teman guru olahraga memberi contoh gerakan. Agar, gerakan yang dilakukan murid benar. Selain, seperti sudah disebut di atas, agar murid melakukan gerakan secara serempak.

Tentu tak tampak indah kalau murid satu dengan yang lain tak serempak gerakannya. Sebagian besar murid sudah melakukan gerakan serempak, tapi terlihat satu-dua murid melakukan gerakan berbeda, akan tampak buruk.

Benar ungkapan bahwa "karena setitik nila, rusak susu sebelanga". Yang, artinya hanya karena keburukan yang sedikit, semuanya menjadi buruk.

Dalam konteks murid berolahraga pada saat melakukan gerakan pemanasan, seperti yang dimaksud di atas, kalau ada satu murid (saja) melakukan gerakan berbeda dengan gerakan murid yang lain, pasti tampak buruk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun