Mohon tunggu...
R Hady Syahputra Tambunan
R Hady Syahputra Tambunan Mohon Tunggu... Karyawan Swasta

🎓Education: Law 🏤Classified as Middle–Upper Class in Indonesia, with assets ranging from US$169,420–1 million (approx. Rp 2.64–16 billion), based on CNBC criteria. 🏧Among the top 0.001% of Indonesians with an annual income of Rp 300–500 million (SPT 1770 S 2024) 👔Career: Employee at Giant Holding Company (since Feb 2004–Present), side job as Independent Property-Asset Management Consultant 📲Volunteer Work: Previously engaged with BaraJP, Kawal Pemilu, as well as the Prabowo–Sandi and Anies–Muhaimin campaign teams. ⚖️Note: I only connect with writers who focus on ideas and ideals, not those who are obsessed with K-Rewards.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Logika (Ep-25) | Filsafat Agama: Mampukah Akal Mendefinisikan Tuhan?

1 Agustus 2025   23:56 Diperbarui: 2 Agustus 2025   00:03 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tasybih (penegasan kedekatan):
Tuhan maha mendengar, maha melihat, dan dekat dengan hamba-Nya (QS. Qaf: 16)=Ini memberi kemungkinan untuk mengalami Tuhan secara eksistensial dan etis.

Dengan kata lain, Islam menempatkan logika sebagai pelayan tauhid, bukan penguasa atasnya.

5. Filsuf Muslim dan Tuhan

Beberapa tokoh filsuf Islam klasik turut menggunakan logika untuk memahami Tuhan:

  • Al-Farabi dan Ibn Sina:
    Menerapkan logika Aristotelian untuk membuktikan Wujud Wajib (Necessary Being).
    Tuhan adalah satu-satunya entitas yang harus ada, karena seluruh wujud lain bergantung pada-Nya.

  • Al-Ghazali:
    Mengkritik filsuf karena terlalu percaya pada akal. Tapi dia tetap menggunakan argumen rasional dan logika deduktif dalam Tahafut al'Falasifah.

  • Ibn Rushd:
    Membela filsafat dan menegaskan bahwa wahyu dan rasio tidak bertentangan, selama akal digunakan secara benar.

Inti Pandangan Islam:

  1. Tuhan tidak bisa dibatasi oleh definisi logika manusia.
  2. Namun logika tetap digunakan untuk memperkuat iman, membantah kekeliruan, dan memahami isyarat wahyu.
  3. Logika hanya efektif jika tunduk pada batasan wahyu dan realitas fitrah manusia.

Pertanyaan-Diskusi Bab:

  1. Apakah pendekatan logis dalam Islam membantu memperkuat keyakinan, atau justru mengaburkan makna transendensi Tuhan?
  2. Sejauh mana akal manusia dapat digunakan untuk mengenal Tuhan, tanpa terjerumus pada pengurangan (reduksi) makna ilahi?.

*

Bab VI: Implikasi, Kritik, dan Posisi Saat Ini: Tuhan, Logika, dan Keheningan Akal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun