Tasybih (penegasan kedekatan):
Tuhan maha mendengar, maha melihat, dan dekat dengan hamba-Nya (QS. Qaf: 16)=Ini memberi kemungkinan untuk mengalami Tuhan secara eksistensial dan etis.
Dengan kata lain, Islam menempatkan logika sebagai pelayan tauhid, bukan penguasa atasnya.
5. Filsuf Muslim dan Tuhan
Beberapa tokoh filsuf Islam klasik turut menggunakan logika untuk memahami Tuhan:
Al-Farabi dan Ibn Sina:
Menerapkan logika Aristotelian untuk membuktikan Wujud Wajib (Necessary Being).
Tuhan adalah satu-satunya entitas yang harus ada, karena seluruh wujud lain bergantung pada-Nya.Al-Ghazali:
Mengkritik filsuf karena terlalu percaya pada akal. Tapi dia tetap menggunakan argumen rasional dan logika deduktif dalam Tahafut al'Falasifah.Ibn Rushd:
Membela filsafat dan menegaskan bahwa wahyu dan rasio tidak bertentangan, selama akal digunakan secara benar.
Inti Pandangan Islam:
- Tuhan tidak bisa dibatasi oleh definisi logika manusia.
- Namun logika tetap digunakan untuk memperkuat iman, membantah kekeliruan, dan memahami isyarat wahyu.
- Logika hanya efektif jika tunduk pada batasan wahyu dan realitas fitrah manusia.
Pertanyaan-Diskusi Bab:
- Apakah pendekatan logis dalam Islam membantu memperkuat keyakinan, atau justru mengaburkan makna transendensi Tuhan?
- Sejauh mana akal manusia dapat digunakan untuk mengenal Tuhan, tanpa terjerumus pada pengurangan (reduksi) makna ilahi?.
*
Bab VI: Implikasi, Kritik, dan Posisi Saat Ini: Tuhan, Logika, dan Keheningan Akal