Keterampilan ini nggak otomatis ada, perlu diajarkan dan dilatih. Guru perlu mengajarkan secara eksplisit bagaimana berkomunikasi yang baik, bagaimana memberi kritik yang membangun, atau bagaimana menyelesaikan perbedaan pendapat.
Misalnya, guru bisa mengajarkan teknik active listening dimana siswa harus menatap mata pembicara, mengangguk, dan merespon dengan tepat. Atau teknik turn-taking dimana setiap orang diberi kesempatan bicara dan yang lain harus mendengarkan tanpa memotong.
5. Group Processing (Evaluasi Kelompok)
Secara berkala, kelompok harus mengevaluasi bagaimana mereka bekerja sama. Apa yang sudah berjalan baik? Apa yang perlu diperbaiki? Apakah semua anggota berkontribusi dengan baik?
Evaluasi ini penting untuk continuous improvement. Kelompok belajar dari pengalaman mereka dan terus memperbaiki cara kerja mereka. Ini juga mengajarkan siswa untuk reflektif dan kritis terhadap proses, bukan hanya hasil.
Guru bisa memfasilitasi group processing dengan memberikan pertanyaan pemandu atau checklist yang membantu kelompok mengevaluasi diri mereka sendiri.
C. Manfaat Cooperative Learning
1. Meningkatkan Prestasi Akademik
Banyak penelitian menunjukkan bahwa Cooperative Learning efektif meningkatkan prestasi akademik siswa. Ketika siswa belajar bersama, mereka saling membantu memahami konsep yang sulit. Siswa yang lebih paham menjelaskan ke yang belum paham, dan proses menjelaskan ini juga memperdalam pemahaman si pengajar.
Siswa juga lebih berani bertanya ke teman sebaya dibanding ke guru. Mereka merasa lebih nyaman dan nggak takut dianggap bodoh. Akibatnya, miskonsepsi bisa langsung diklarifikasi dan pemahaman jadi lebih solid.
2. Mengembangkan Keterampilan Sosial