Mohon tunggu...
Meliana JunitaAzhari
Meliana JunitaAzhari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Teruslah Berkarya

Allah as always number one

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Eunoia

15 Februari 2021   12:08 Diperbarui: 15 Februari 2021   12:21 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yuna sudah berada di depan pintu berwarna putih. Ia mendengar sang Ayah sedang memarahi seseorang. Pintu itu terbuka. Menpilkan seorang wanita cantik di sana. Bersisi tatap dengannya lalu pergi meninggalkan dirinya.

Yuna memasuki ruangan itu. Menyerahkan seluruh ATMnya seraya berkata. "Aku tidak membutuhkan uang Ayah. Aku tidak ingin seperti Ayah yang gila harta. Aku ingin seperti Bunda yang mempunyai banyak kesabaran dan kasih sayang. Tidak seperti Ayah." Lalu ia pergi meninggalkan Ayahnya yang mematung di sana.

Ia berjalan menyusuri trotoar. Menendang kerikil kecil dengan kakinya. Lalu duduk di taman kota. Menyandarkan punggungnya dan menyetel salah satu lagu favoritnya. Memejamkan matanya perlahan menghayati setiap lirik yang dinyanyikan oleh Idol favoritnya.

Satu lagu selesai, ia membuka matanya dan terkejut ketika ada seorang anak kecil yang berada di hadapannya. Matanya bulat dengan bibir tipis dan rambut yang diikat dua.

"Kakak cantik kenapa sendiri di sini?" Tanya anak kecil itu.

"Kamu juga kenapa sendiri di sini dek? Namamu siapa?"


"Aku enggak sendiri kak, sama Bunda tuh di sana." Jaawabnya sembari menunjuk keberadaan sang Bunda kepada Yuna. "Oh iya nama aku Ayu, aku capek kak jadi mau duduk dulu di sini hehe." Lanjutnya dengan kekehen di akhir kalimatnya.

Yuna hanya tersenyum melihat tingkah anak itu. Lucu sekali. Tak lama kemudian anak itu turun dari bangku taman.

"Kakak kalau mau pergi hati-hati ya. Aku mau ke sana. Dadah kakak sampai ketemu lagi." Pamit anak itu dengan melambaikan tangannya.

Yuna pun bangkit dari duduknya dan berjalan keluar taman. Ia akan pergi ke kafe Borahae dan sudah menghubungi kakaknya.

Di perjalanan, ia dihadang oleh sekelompok orang. Ia dibawa ke salah satu bangunan kosong di sana. Tangan dan kakinya diikat dengan mulut yang ditutup solatip.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun