Erick tersenyum kecil,
"Kalau begitu, aku cabut dulu" pamitnya melambai dengan santai pada Aya, yang masih bengong.
Erick berjalan mendekati sepedanya yang diparkir tidak jauh dari sana. Ia menaiki sepeda itu dan mengayuhnya. Namun tiba-tiba sepeda itu berhenti tepat di depan Aya. Erick menatap Aya dengan senyum jenaka,
"Kau hebat juga ya. Sekali pukul, preman itu berhasil dibuat KO!" Erick mengacungkan jempolnya, " Mantap!" katanya sambil tersenyum dan berlalu.
Aya hanya bisa terpaku menatap kepergian Erick. Dia seperti terhipnotis. Pelan-pelan dari wajahnya muncul binar penuh kekaguman. Ia seakan terpaku di tempatnya berdiri. Tak bisa bergerak, sampai Riska menepuk pundaknya dari belakang. Aya spontan menjerit kaget,
"AAAAA...!"
Riska balik menatapnya kaget,
"Lo kenapa? Bengong aja! Ini aku, Riska."
Aya menatap Riska setengah cemberut. Riska menyipitkan matanya mengamati Aya,
"Hati-hati loh! Kambing tetanggaku mati gara-gara kebanyakan bengong" katanya.
"Emangnya aku kambing!" balas Aya cemberut.