Mohon tunggu...
Murni KemalaDewi
Murni KemalaDewi Mohon Tunggu... Novelis - Lazy Writer

Looking for place to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pemberontakan Cinderella

21 Mei 2019   13:33 Diperbarui: 21 Mei 2019   13:48 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pangeran benar. Tapi.." Ratu tersenyum sedih, "... sesungguhnya kesehatan Tuanku Yang Mulia tidaklah sebaik perkiraan semua orang."

"Maksud Ibunda Yang Mulia?" tanya Ivan.

Ratu mendesah sedih,

"Sebenarnya Tuanku Yang Mulia melarang ibunda untuk menyampaikan hal ini pada ananda. Beliau tidak ingin ananda menjadi khawatir. Namun ibunda sudah tidak sanggup lagi menyembunyikan tentang keadaan beliau pada ananda Pangeran. Ibunda berharap, jika ananda Pangeran mengetahui hal ini, maka ananda Pangeran bisa lebih bijaksana dan lebih siap dalam menghadapi semua kemungkinan"

Ivan mendengarkan dengan seksama. Sementara Ratu memberikan Ivan pandangan sedih,

"Pangeran, akhir-akhir ini Tuanku Yang Mulia sering sekali mengeluhkan rasa sakit di dadanya.  Dokter istana yang merawat beliau juga mengkhawatirkan kondisi beliau. Mereka sudah meminta Yang Mulia untuk beristirahat" Ratu menggeleng sedih, "Namun Yang Mulia begitu keras kepala. Beliau mengatakan kalau beliau masih sanggup melaksanakan semua tugasnya."


Ivan tampak termangu,

"Kenapa Ayahanda Yang Mulia bisa begitu keras hati"

Ratu menatap Ivan dengan ekspresi sayang,

"Pangeran, itu semua karena Yang Mulia begitu menyayangi ananda. Beliau tidak ingin dalam usia semuda ini, ananda sudah dibebani dengan persoalan negara. Yang Mulia menginginkan ananda lebih lama lagi menikmati masa muda ananda. Oleh karena itu, rasa sakit seberat apapun akan beliau tahan demi ananda."

Ivan menundukan wajahnya dengan sedih,

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun