"Orang tuaku tidak pantas dihina oleh makhluk rendah seperti kalian!" katanya menendangi perut preman-preman itu berkali-kali.
Kedua preman itu mengaduh kesakitan dan memohon-mohon pada Erick,
"Aduh, Bang! Ampun, Bang! Saya tidak berani lagi, Bang"
"Benar, Bang! Ampun! Ampunkan kami, Bang!" rengek mereka. Â
Erick berhenti menendangi mereka dan berjongkok sambil menarik kerah baju kedua preman itu,
"Lain kali kalau kalian masih berani malak..." matanya melotot galak pada kedua preman itu, "... sebaiknya berharaplah agar tidak berjumpa denganku! Karena bila sampai aku mendapati kalian melakukan hal itu, Â mati kalian!" ancam Erick dingin sambil mendorong kedua preman itu hingga jatuh. Erick lalu menarik uang 5 ribuan dari saku salah seorang preman, "Uang ini harus kembali pada pemiliknya! Apa kalian keberatan?" tanyanya galak.
Kedua preman itu saling berpandangan dengan takut, lalu menatap Erick sambil menggeleng dengan cepat.
Erick lalu berdiri dan membelakangi para preman sambil membersihkan kotoran di pakaiannya,
"Kalian masih belum pergi?!" tanyanya dingin.
Kedua preman itu kembali saling pandang dan kemudian menatap Erick dengan takut,
"Baik, Bang!" seru mereka seraya berdiri dan lari menjauh.