Ivan tersenyum melihat kebingungan para pengawalnya. Ia lalu memalingkan wajahnya ke luar jendela dan berbisik lirih,
"Lebih baik terjebak macet dari pada terjebak dalam rapat yang sangat membosankan itu" keluhnya.
@@@
Aya yang lelah berjalan, akhirnya berhenti di sebuah halte dan duduk melamun. Dari dalam tasnya ia mengeluarkan botol minuman dan meneguknya hingga habis. Ia melap mulutnya dengan lengan baju dan menerawang menatap lalu lintas yang macet.
Dalam hati Aya mengeluh,
"Gimana nih. Sudah banyak tempat yang kudatangi, tapi alasan mereka sama. Mereka tidak mau mempekerjakan anak yang masih sekolah. Pake alasan menolak yang aneh-aneh lagi" katanya masam dalam hati. "Aku harus bagaimana sekarang?"
Aya kembali melamun menatap lalu lintas yang macet karena lampu merah. Kemudian Aya melihat seorang anak remaja tiba-tiba mendekati mobil yang sedang berhenti di lampu merah dan mulai membersihkan kaca mobil tersebut. Setelah selesai, anak itu menerima uang dari pemilik mobil itu. Anak itu kemudian beranjak menuju mobil berikutnya. Aya tanpa sadar mengawasi anak tersebut dengan ekspresi tertarik.
Sementara itu, mobil Ivan berhenti tepat di depannya.
Ivan mengangkat kepalanya dari buku yang dibacanya dan menatap pengawalnya,
"Macet lagi?"
Pengawalnya melihat Ivan dari kaca mobil,