Preman itu berusaha melepaskan tangannya dari Erick. Namun Erick menahan tangannya dengan kuat. Preman itu menatap Erick dengan galak,
"Hei bocah! Jangan ikut campur! Mending lo minggat dari pada nanti lo kebagian bogem mentah!" ancamnya.
Erick hanya tersenyum tenang mendengar ancaman preman itu,
"Wuuuiiiihhh... jadi takut nih! Tapi maaf ya Bang yaa. Saya tidak bisa untuk tidak ikut campur. Ibu saya bisa marah dan bangkit dari kuburnya, kalau saya sampai membiarkan seorang perempuan dipukul."
Preman itu semakin bertambah marah,
"Kalau begitu, terima nih bogem mentah!" teriaknya melayangkan sebelah tinjunya lagi pada Erick.
Erick dengan santai mengelak, kemudian memelintir tangan preman itu ke belakang, sebelum kemudian mendorong preman itu hingga jatuh. Preman satunya lagi melihat temannya jatuh, menjadi murka dan bergerak maju sambil berteriak,
"Sialan lo anak setan!" katanya kasar sambil melayangkan tinju.
Erick lansung menangkap tinju itu dengan sangat mudah dan menggenggam erat tinju preman itu dengan wajah berubah dingin,
"Berani sekali kau mengataiku anak setan! "
Erick lalu menendang perut preman itu dan meninju mukanya dengan keras hingga membuatnya jatuh di samping temannya. Erick lalu menginjak perut preman itu dengan pandangan marah,