Preman itu lalu membuang tas Aya ke tanah dan beranjak pergi bersama temannya sambil bercanda, meninggalkan Aya yang tampak terpaku menatap isi tasnya yang berhamburan di tanah. Wajah Aya perlahan berubah geram dan dengan marah ia berseru,
"Tunggu!" teriaknya dingin.
Preman-preman itu mnenatapnya dengan ekspresi kurang ajar,
"Apa lagi, Neng? Kangen ama Abang?! Sorry, Neng. Tapi Neng bukan tipe Abang" kata seorang preman, yang disambut tawa dari temannya.
Aya seketika itu juga mengambil kuda-kuda,
"Cukup sudah kesabaranku!" Aya lalu berlari kearah seorang preman sambil berteriak marah, "Beraninya kalian mencuri uangku!" katanya memukuli salah seorang preman hingga jatuh.
Aya seketika terkejut atas tindakannya. Dia menatap tinjunya dengan mata terbelalak.
Melihat temannya jatuh, preman yang satunya lagi lansung memberikan Aya tatapan marah,
"Dasar cewek jelek kurang ajar!" teriaknya seraya melayangkan pukulan kearah Aya.
Aya hanya bisa pasrah menerima pukulan itu sambil menutup kedua matanya. Namun entah kenapa, Aya tidak juga merasakan pukulan itu mendarat di wajahnya. Perlahan Aya membuka mata dan menemukan Erick sedang menahan tangan preman yang hendak memukul Aya.
"Apa Abang tidak pernah dengar, Bang. Laki-laki pantang memukul wanita" senyum Erick pada preman itu.