Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Manusia Muka Rata

27 Maret 2025   21:05 Diperbarui: 27 Maret 2025   21:05 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

"Dia pasti enam," kata Deden. 

"Bagaimana kamu tahu?" tanyaku. 

Waktu berbeda dalam mimpi. Aku tahu itu, karena aku sudah cukup banyak mengalami mimpi buruk yang menyebalkan untuk berharap sebaliknya. 

Agus menggigil. "Aku tidak akan memainkan ini lagi."

"Kenapa tidak?" tanyaku.

Agus menatapku dengan tajam sehingga aku bersandar, takut dia akan kehilangan akal sehatnya dan meninjuku. 

"Lima. Detik. Paling. Lama. Dalam. Hidupku. Sialan."

Aku mengangkat tanganku untuk membela diri. "Oke, Bro. Sorry."

Deden menepuk bahuku. "Jangan ganggu dia, Gus. Dia masih baru."

Aku menepis tangan Deden. Kami semua terdiam lagi.

Dada Syauki bergerak naik turun dengan irama yang stabil, dan rambutnya tidak rontok atau hal-hal aneh semacam itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun