Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Manusia Muka Rata

27 Maret 2025   21:05 Diperbarui: 27 Maret 2025   21:05 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Bulan telah muncul saat itu, dan menerangi gudang cukup terang. 

"Bro, sialan," bisiknya, matanya terbelalak. 

Dia menatapku dan aku mengangkat bahu. 

"Dua," kataku, dan mencoba untuk terlihat malu. Deden mengangguk. 

"Empat," katanya, lalu menyeringai. "Yang terbaik menurutku. Yes." 

Dia menggeser kantong tidurnya ke kantong tidurku dan kami duduk di sana sambil memperhatikan Agus dan Syauki. Agus terbangun berikutnya, berkeringat seperti orang gila, matanya merah. 

"Persetan dengan---" 

Agus menatap kami cukup lama. "Lima," katanya. Dia tampak terguncang, pucat, dan tampaknya tidak suka mengakuinya. 

"Bro, hebat!" bisik Deden. 

Dia mengulurkan tangan dan memberi tos pada Agus, yang dengan lemah menepuk tangannya. 

Kami semua menatap Syauki. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun