"Bu Susan, ini sepedanya. Saya tak tahu siapa yang membelikan. Yang jelas ketika saya sampai di toko, si Koko pemilik toko bilang sepeda ini sudah ada yang membayar atas nama saya. Nah, sekarang saya serahkan. Alif, ayo, Nak. Serahkan sepeda itu ke Boby."
"Nggak perlu, Alif," cegah Bu Susan.
"Loh, kenapa, Bu?" Aku heran.
"Sepeda itu suami saya yang memesan dan membayar. Itu untuk Alif, pakailah, Nak. Alif anak yang baik. Pantas dapat hadiah sepeda." ujar Bu Susan lembut sembari tersenyum ramah.
Alif terperanjat.
"Yang benar Tante?" tanya Alif memastikan.
"Iya, Nak. Sepeda itu bisa Alif pakai untuk membantu Bunda keliling ke warung-warunng tiap sore. Tapi, lain kali, jangan sendirian. Ajak Boby ya."
"Terimakasih, Tante."
Wajah Alif langsung berseri-seri. Dia raih tangan Bu Susan lalu menempelkan keningnya ke punggung tangan perempuan yang ternyata berhati mulia itu.
"Udah... sekarang Alif main dulu ya. Tante mau bicara sama Bunda Alif. Boby! Ayo temani Alif main sepeda."
Boby keluar dari garasi rumah sambil menuntun sepeda. Sebuah sepeda baru, persis sama dengan sepeda baru Alif.