"Tadi ada yang memesan sepeda lewat telpon dan langsung membayarnya via transfer. Katanya, nanti sepeda itu akan diambil oleh seorang ibu yang bernama Widya Istianti. Ibu kan orangnya?"
"Ah, masak sih, Koh?"
"Iya, Bu... ini fakturnya sudah dibuatkan anak buah saya, dan itu barangnya juga sudah siap, tinggal di angkut."
"Masha Allah... siapa orangnya, Koh?"
"Saya nggak tau, Bu. Yang jelas dia sudah membayar, saya nggak tanya-tanya lagi."
"Laki-laki atau perempuan?"
"Laki-laki."
Dalam suasana hati senang bercampur heran, aku coba mengira-ngira, siapa orangnya yang telah membayarkan sepeda itu.
Kata si Koko laki-laki. Apakah suamiku? Jika iya, uang dari mana? Tapi kalau bukan dia, siapa lagi?
Segera kutelpon suami. Berulang-ulang nyambung tapi tidak diangkat. Saat kerja dia memang jarang bisa dihubungi.
Untuk sementara aku tunda dulu rasa ingin tahu. Yang jelas aku bersyukur dan gembira, karena bisa segera mengganti sepeda Boby tanpa harus kredit atau bersusah payah mencari hutangan.