Hari rabu sore latihan diadakan di sekolah. Aku mendaftarkan diri dengan mengisi blangko kosong. Romli sudah lebih dulu ikut latihan. Dia terlihat keren sekali, baju pramukanya pakai atribut yang komplit.
Aku masih punya pet, kacu, tali pramuka, dan alat-alat keperluan pramuka dari SD. Jadi aku tak perlu membeli yang baru. Ketika mematut diri di rumah tadi, aku terlihat gagah dengan seragamku. Namun setelah di sekolah dan berbaris dengan teman-teman, aku menjadi sama sekali tidak gagah, bahkan terlihat aneh.
Namun Kak Risa, dan Kak Wawang pembina pramuka tetap bersikap baik dan tegas.
"Itu anak TK nyasar ya," seseorang berteriak dari belakang.
Semua tertawa.
Kak Risa memperingatkan mereka untuk diam. Semua diam, sisa-sisa cekikikan masih ada, dan itu adalah hal yang biasa bagiku. Kak Risa tidak cantik, umurnya sekitar 22 tahunan, katanya sih masih kuliah. Istimewanya dia memiliki mata yang bersinar indah. Tubuhnya sedang. Cenderung kurus, tetapi bila sedang memimpin upacara terlihat gagah dan tegas.
"Semua diam, sikap sempurna," katanya.
"Kamu maju ke depan," tegasnya lagi.
Matanya menatap ke arahku. Aku balik menatapnya, dan dia mengangguk.
"Ayo ke sini."
Aku maju.