Mohon tunggu...
Anggie D. Widowati
Anggie D. Widowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Psikolog, Pegiat Literasi

Penulis Novel: Ibuku(Tidak)Gila, Laras, Langit Merah Jakarta | Psikolog | Mantan Wartawan Jawa Pos, | http://www.anggiedwidowati.com | @anggiedwidowati | Literasi Bintaro (Founder)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Party Part 1

15 Januari 2018   01:35 Diperbarui: 15 Januari 2018   13:42 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pikiranku masih berputar mengenai pidato ucapan selamat datang. Bukan karena apa, aku tidak pernah pidato, dan aku merasakan bahwa kadang pidato menjadikan situasi menjadi terlalu formil. Aku berdiri dari sofa dan mengambil kertas catatan yang aku letakkan di atas televisi. Kubaca semua sahabat yang sudah bersedia untuk hadir.

Pintu diketuk, aku membuka dan Antariksa muncul di balik pintu dengan senyum menawan. Di belakangnya berdiri dua perempuan muda. Dia berjanji akan meminjamkan pembantu tetangga untuk membantuku kali ini.

"Pagi sayang, selamat ulang tahun," katanya sambil menyerahkan sebuah kado.

"Makasih Hun, apa isinya?" tanyaku.

"Eit, rahasia, jangan dibuka sekarang ya, nanti setelah pesta selesai baru boleh dibuka," kata lelaki itu. Aku pun menaruhnya di meja yang sudah disediakan untuk menaruh kado.

Riksa mengenakan hem krem yang lembut dengan celana jins biru. Sepatunya coklat dengan semiran yang mengkilat. Rambutnya yang ikal disisir rapi, dengan mengenakan wewangian yang harum. Aku mengajaknya duduk sambil menunggu tamu yang lain datang.


Aku masih memegang kertas catatan pesta itu. Aku sengaja tidak mengundang Harry, mantan suamiku. Aku ingin bercermin pada pendapat Riksa bahwa masa lalu kadang harus ditutup rapat-rapat agar luka itu tak melebar pada masa depan. Bahkan dalam hal ini, aku tak peduli dengan kepentingan Elang. Aku akan memberikan yang terbaik buat Elang, termasuk menjauhkan Elang dari ayahnya, merupakan hal terbaik yang pernah aku lakukan.

SAHARA

Seorang perempuan cantik dengan menenteng tas besar memasuki rumah. Beberapa orang mengikutinya di belakang dengan membawa barang-barang. Mereka adalah Rara dan timnya. Rara masuk ke kamarku meletakkan tas tangannya lalu keluar dan mendekatiku.

"Happy birthday dear, Suzan..."

Aku menyambut pelukannya, lalu aku menenggelamkan diriku di pelukan itu. Entah untuk apa. Untuk rasa bahagia, dan untuk semua pengorbanan dia menjadi penyelenggara pesta ini. Setelah puas berpelukan, Rara bersalaman dengan Riksa. Berbasa-basi lalu menghilang entah di mana untuk bekerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun