Mohon tunggu...
Anggie D. Widowati
Anggie D. Widowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Psikolog, Pegiat Literasi

Penulis Novel: Ibuku(Tidak)Gila, Laras, Langit Merah Jakarta | Psikolog | Mantan Wartawan Jawa Pos, | http://www.anggiedwidowati.com | @anggiedwidowati | Literasi Bintaro (Founder)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Party Part 1

15 Januari 2018   01:35 Diperbarui: 15 Januari 2018   13:42 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku menikmati sarapan bersama Elang di antara lampion yang bergelantungan di ruang tengah. Aku tertidur malam tadi saat ngeloni Elang dan tak tahu jam berapa Riksa, Rara dan tim-nya meninggalkan rumah. Saat bangun tadi pagi aku telah menemukan rumah yang begitu meriah dan indah di seluruh sudut ruangannya.

Meja-meja tempat makanan sudah diatur dengan rapi, bersama perkakasnya. Tumpukan piring bersih dan gelas cantik sudah mengesankan suatu pesta yang menawan. Kubiarkan Elang mengambil beberapa balon yang dipasang di dinding untuk bermain. Dan seperti biasa, aku membuatkan jagoanku roti bakar kesukaannya dan sepiring french fries. Begitulah sarapan anak-anak sekarang. Itulah sebebnya anak-anak jaman sekarang badannya bongsor-bongsor.

Dua lembar roti tawar yang dua sisinya diolesi mentega tebal-tebal, dipanggang di atas teflon. Aku tak memiliki pemanggang roti, karena pemanggang hanya menghabiskan tempat saja di sisi meja makan. Dan aku selalu menyediakan kentang beku yang tinggal digoreng saja. Di sisi lain menemukan kemudahan dalam menyediakan makan pagi, di sisi lain, mesti pandai menghitung zat gisi yang terkandung di dalamnya.

Dua jenis sarapan Elang pagi ini, sebetulnya hanya mengandung lemak dan karbohidrat saja, sementara zal lain seperti protein, kalsium, vitamin dan zat yang dibutuhkan oleh tubuh yang lain, harus diperoleh dari makanan lain. Karena itu biasanya aku membuatkannya jus buah atau segelas susu sebagai pelengkap kebutuhan gisinya untuk pagi itu.

Aku sendiri hanya memakan setangkup roti yang aku olesi madu. Roti tawar mengurangi jumlah makan yang bisa berlebih saat makan nasi. Setangkup roti tawar, sudah bikin mblenger, beda kalau makan nasi, dua piring di pagi hari saat bangun tidur pasti sanggup menghabiskannya.

Aku memandikan Elang, dan mengenakan pakaian kesukaannya. Lalu kunyalakan televisi, dan ku tekan remote untuk chanel film kartun dari Disneyland. Aku memintanya duduk dan menaruh  sekaleng biskuit di dekatnya, sekedar kalau dia ingin cemilan untuk cuci mulut setelah makanan berat yang sudah dihabiskannya.


Sementara Elang menonton televisi, aku mandi. Aku bukan tipe orang yang suka berlama-lama mandi di kamar mandi. Bahkan cenderung suka mandi bebek. Kalau merasa sudah bersih ya sudah. Selesai mandi aku berdandan seperlunya, membubuhkan vitamin kulit, pelembab, sunscreen, bedak, lalu lipstik. Simpel saja.

Setelah itu, aku membuat diriku serileks mungkin, karena hari ini hari besarku, aku nggak boleh terlihat tegang. Padahal sebetulnya aku juga merasa cemas, karena aku jarang mengadakan pesta, dan aku bukan tukang pesta, atau penikmat pesta.

Beberapa kali mengikuti pesta, dengan  sedikit terpaksa. Itu pun sering  tak menemukam kesan apa-apa. Misalnya dalam pesta perkawinan, memdengarkan pidato, bersalaman dengan pengantin, makan-makan lalu pulang.

"Yang penting setor muka," kata seorang teman.

Pesta ulang tahun pernikahan, pesta syukuran dengan mengundang anak-anak yatim, rasanya semuanya hanya mempertemukan para manusia yang sedang ingin diakui jati dirinya. Para perempuan memamerkan seluruh perhiasan yang dimiliki, mengendarai mobil yang terbagus, pamer baju dan asesoris mahal, pokoknya semacam itulah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun