"Oke, catat, peserta sahabat dekat."
"Waktu, 17 Agustus, di rumah Suzanna."
"Sekarang, buat daftar undangan!"
"Satu, dua tiga."
Aku membuat garis-garis bagan pada lembar kertas kedua. Pada lajur pertama, aku tulis No, untuk no urut. Lalu nama, dan nomor telepon. Aku tulis daftar nama semua teman, dan mengosongkan lajur nomor telepon. Ada sekitar 30 peserta yang diundang. Termasuk keluarganya. Aku menghela nafas sambil memandang Antariksa yang tersenyum simpul.
"Sudah," kataku.
"Ya udah jelaskan pada Rara," jawab Riksa.
Aku langsung menelponnya dan menjelaskan semua rencanaku. Hari itu juga tim Sahara mulai bekerja. Beberapa orang datang ke rumah. Rumah dihias dengan berbagai pernak-pernik, bunga-bunga, lampu dan lampion-lampion. Sahara membuat tema pesta ini, "Kebahagiaan dan persahabatan sejati."
Aku setuju saja, karena Sahara memang ahlinya membuat pesta. Makanan juga sudah dipilih, yaitu makanan yang disukai oleh semua usia yang mengikuti pesta. Aku mulai membantu menelpon teman-teman yang diundang, sedangkan tim Sahara mengirimkan undangan resminya langsung ke rumah mereka.
Telepon dianggap sebagai konfirmasi langsung. Dan rentang waktu yang kuberikan sebelum hari H adalah ibaratkan ancang-ancang bagi mereka yang akan datang. Apalagi sebagian diantaranya ada yang tinggal di luar kota.
Tanggal 17 Agustus