Perempuan itu menangis. Aku menyeretnya ke Balkon kiri yang sepi. Lalu kuminta seorang petugas memberikan minuman kepadanya.
"Apa lagi kata Ibu?" tanyanya lagi, setelah tenang.
"Dia minta maaf padamu..."
"Apa jawabmu?"
"Sudahlah, Ma, aku sudah maafkan Mama kok, sekarang Mama nggak usah mikir macam-macam, pikirkan kesehatan Mama," ceritaku.
"Makasih untuk jawaban itu," ujarnya pendek.
"Iya..."
"Aku jahat sekali ya, Zan, aku tega memasukkannya ke Panti Jompo."
"Beliau juga ingin berkumpul lagi denganmu di rumah kalian, kalau sembuh. Tampaknya Beliau tak ingin tinggal di panti lagi, ingin bersamamu setelah sembuh," kataku.
"Iya, apa jawabmu?"
"Aku iyain aja, Nia, aku bahkan tak menghubungimu, harusnya aku tidak lancang dan menghubungimu lebih dulu, pembicaraan tadi, hanya beberapa menit sebelum sakratul maut."