Aku ingin sekali bermanja dengan Papah. Dan lelaki itu aku pandangi penuh rindu. Papah pun meraihku.
"Aku tahu masalahmu dengan Harry, maafkan Papah soal nama itu," katanya.
"Tidak apa-apa, Pah, ini bukan soal nama, ini soal Harry yang memang memiliki sifat buruk pada perempuan," kataku.
"Kok bisa?"
"Iya, dua perempuan mendatangiku, lalu mengaku istrinya Harry, mereka ditinggalkan begitu saja," kataku.
"Masya Allah, Anakku..."
Lalu Papah memelukku lagi. Di kejauhan Riksa memperhatikan kami, tetapi aku hanya meliriknya. Aku harap dia siap untuk kuperkenalkan lebih dekat pada Papah. Tetapi Riksa masih membisu, lalu menghilang ke perpustakaan.
"Harry sudah menikah lagi?"
Aku menggeleng.
"Aku tak tahu pasti Pah, dua perempuan datang ke sini mencari Harry, aku tak tahu pasti apakah mereka sudah dinikahi atau belum," kataku.
"Apakah kamu baik-baik saja Nak?" tanya Papah.