Mohon tunggu...
Anggie D. Widowati
Anggie D. Widowati Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Psikolog, Pegiat Literasi

Penulis Novel: Ibuku(Tidak)Gila, Laras, Langit Merah Jakarta | Psikolog | Mantan Wartawan Jawa Pos, | http://www.anggiedwidowati.com | @anggiedwidowati | Literasi Bintaro (Founder)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Party Part 1

15 Januari 2018   01:35 Diperbarui: 15 Januari 2018   13:42 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku temui mereka baik-baik kok Pah. Nggak masalah, justru makin menguatkan keputusanku bahwa pernikahan kami memang tidak bisa berlangsung lama, karena Harry tak pernah serius membangunnya," kataku.

ROBERT

Robert dan Rangga juga datang dengan bergandengan tangan. Awalnya Riksa terlihat cemburu waktu aku bercanda dengan mereka berdua. Tetapi kemudian aku jelaskan bahwa mereka adalah pasangan homo. Riksa hanya senyum-senyum.

"Aku cemburu," katanya.

Aku senang mendengar ungkapan itu. Cemburu kan artinya cinta. Di perpustakaan itu kami sempat berciuman. Sebuah efek dari cemburu yang begitu indah.

"Mereka menjalani kehidupan yang berbeda dengan orang umum, bahkan dilarang oleh agama, tetapi itu hak mereka, memang kondisi hidup mereka begitu," kataku pada Riska, soal pasangan homo itu.


"Iya, siapa yang akan melarang orang bahagia, itu sudah pilihan mereka," sahutnya.

Paling mendebarkan ketika Mamy Ely kemudian datang. Aku menyambutnya di pintu depan dan memintanya duduk bersama Papah, karena sesama orang yang sudah berumur. Aku membisikkan bahwa Rangga dan Robert juga ada, sedang berada di dapur untuk membuat sesuatu.

Mami Ely menggeretku ke dapur. Robert dan Rangga yang sedang menikmati makanan di meja sarapan terperanjat melihat kedatanganku bersama Mami Ely. Terutama, Robert yang sedang asyik memanjakan pasangannya dengan suapan-suapan mesranya.

"Mamiiii..." setengah berlari Robert mendekati Mami.

Mami menyambutnya dengan lembut. Dipeluk puteranya dengan mesra. Rangga pucat pasi berdiri di dekat bangkunya. Setelah puas memeluk Robert Mami memandangi Rangga. Melihat pandangan tanpa amarah, Rangga mendekati Mami, menyalaminya dan mencim tangan perempuan tua yang masih terlihat cantik itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun