Mohon tunggu...
Dila AyuArioksa
Dila AyuArioksa Mohon Tunggu... Seniman - Motto Lucidity and Courage

Seni dalam mengetahui, adalah tahu apa yang diabaikan -Rumi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Hutan Keramat

22 Juni 2019   11:41 Diperbarui: 22 Juni 2019   11:55 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: idntimes.com

Tidak lama kemudian terdengar klakson dari mobil Si Uwin. Abah dan Rande keluar rumah dan memanggil Uwin yang selalu menggunakan topi andalan koboinya setiap menjemput gambir.

Tidak lama bercengkrama Si Uwin memanggil karyawannya untuk mengangkat gambir diatas timbangan. Setelah ditimbang langsung diletakkan diatas mobil yang berbak tersebut. kemudian Si Uwin memberikan lembaran uang kepada abah. 

Langsung abah memasukkan dalam saku bajunya. Si Uwinpun pamit ke Rande dan Abah untuk pergi. terima kasih Win abah pun menyalami tangan Si win begitupun Rande. Si Win sudah menjadi tengkulak langganan abah. 


"Hati-hati Da Win" sahut Rande yang selalu menatap mobil yang menuju jalan raya, yang belum diaspal. Mobil pun hilang dari penglihatan. 


 "Rande, siap Ang makan wak langsuang keladang, soalnya abah mau mengolah ladang baru "
perintah abah


Wajah Rande langsung mengerut mendengar perintah abah "ladang yang mana pak? "Tanya Rande yang jongkok didepan pintu


"Ladang baru yang ditipkan Buyuang tadi malam,"

 abah langsung ke dapur mencari kopi untuk diminum


Kemudian Rande pergi kebelakang menyusul abah, namun untuk mengambil nasi dalam periuk dan goreng ikan yang sudah disiapkan dalam keranjang. Langsung Rande makan dengan lahap. Hanyo awak baduo yang poi Bah?" penasaran Rande


Abah pun meminum kopi pahit dengan nikmat dan menyambung perkaan Rande iya, terus dengan siapa lagi, kalau mau cari kawan, carilah pungkas abah

Dengan cepat Rande makan dan teringat dengan Roga dan Rogi yang tidak ada pekerjaan, kalau begitu, nanti tunggu saya dulu Bah, saya mau menjemput kawan siap makan ini senyum Rande dengan nasi yang penuh dimulutnya
Benar saja beberapa waktu kemudian Abah yang sudah siap pergi ke ladang dengan tidak menukar baju. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun