Mohon tunggu...
Yuni Retnowati
Yuni Retnowati Mohon Tunggu... Dosen - Biarkan jejakmu menginspirasi banyak orang

Dosen komunikasi penyuka film horor dan thriller , cat lover, single mom

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Novel | Hati Perempuan (Bagian 8: Getar Cinta Lelaki Muda)

3 Maret 2020   11:01 Diperbarui: 3 Maret 2020   11:07 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     "Aduh, berat tanggung jawab kita kalau mereka nginep di hotel," gurau Tito sebelum mobil meninggalkan mereka berempat di halaman hotel tempat mereka menginap.

      "Itu menjadi tanggung jawab kami bukan tanggung jawab kalian," seru Romy menanggapi gurauan Tito.

       Jalanan mulai macet oleh antrian panjang angkot di sekitar Kebun Raya. Meskipun bukan malam Minggu, barisan angkot hijau muda itu tetap saja berderet dan hanya bergeser sedikit demi sedikit. Romy menarik nafas panjang lalu menghembuskannya pelan-pelan. Dialihkan pandangannya dari jalanan yang macet ke samping tempat duduknya. Sisi wajah Khalisa terlihat samar-samar dalam keremangan lampu jalanan.

      "Cape Mbak?"

      "Ya, sedikit. Kenapa? Kamu cape?"

      "Nggak. Sudah biasa jalan jauh. Dua hari lagi pulang ke Yogya," ujarnya sambil menjalankan mobil pelan-pelan setiap ada peluang untuk bergerak maju. "Kalau pulang ke Yogya kasih kabar ya Mbak biar aku bisa main!"


      "Iya, pasti kukabari. Katanya mau ngajak  main aku."

      Romy tersenyum dengan tatapan menerawang jauh. Kedua matanya seperti bisa menangkap bayangan-bayangan indah mereka berdua. Bagaimana menjabarkan semua ini dalam satu rasa?  Sementara Khalisa tertidur karena letih yang tak lagi bisa ditahannya. Romy terdiam beberapa lama sampai mereka tiba di ujung gang menuju tempat kos Khalisa.

     "Mbak, kita sudah sampai!" bisiknya mencoba membangunkan Khalisa dengan tepukan lembut di pundaknya.  Khalisa terkejut  ketika membuka mata.

      "Aku ketiduran ya?" suaranya masih mengambang dalam kesadaran yang belum sempurna.

      "Iya Mbak, sampai ngorok," sahutnya seperti tak terjadi apa-apa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun