Mohon tunggu...
Yuanita Pratomo
Yuanita Pratomo Mohon Tunggu... Freelancer - Mommy

Give a mom a break and she will conquer the world!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Namaku Ayu

29 Agustus 2023   10:09 Diperbarui: 29 Agustus 2023   10:12 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar : adobe stock

"Mmmym...Emang fenapa? " tanyaku dengan lidah terbelit kulit ayam.

"Menurutmu kalau si kayu tadi bisa ngomong, sakit gak di ampelas ? "

"Pastinya" jawabku disela kunyahan.

"Tapi jadinya khan bagus tho? Rata, halus dan glowing seperti pipimu !" Ujar papa sambil mencubit pipiku. Aku terkekeh dengan gigi masih rapat menggigit sisa tulang.

"Amplasnya bagaimana ? Dibuang khan? Gak berguna lagi khan? " Lanjut papa. Aku mengangguk-angguk meskipun masih tidak paham arah pembicaraan papa.

"Terkadang, Yu, dalam hidup kita akan berhadapan dengan  orang-orang yang seperti ampelas tadi. Mereka hobby nya mengganggu, menyakiti dan membully. Jangan takut menghadapi mereka. Pasti rasanya sakit dan sedih, tapi anggap saja mereka ampelas yang akan membuatmu semakin cantik dan bersinar. "

Seketika kunyahanku terhenti. Tenggorokanku tercekat. Mataku penuh dengan airmata.

Aku tidak pernah menyangka papa ternyata memahami situasiku. Masalahku. Ketakutanku. Amarahku. Traumaku. Kesakitanku. Lukaku.

Ternyata, papa memperhatikan dan menganggapnya serius.

"Maafkan papa dan mama terlambat memahami situasimu selama ini !"

Papa membelai rambutku dan tangisku pecah. Tangis lega.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun