Aku kaget mendengar suaraku sendiri. Keras dan jelas, tidak lagi mendesis atau merepet. Untuk pertama kalinya, sejak peristiwa yang merenggut rasa percaya diriku itu.
"Kalian boleh memanggilku Ayu, setuju atau tidak setuju !"
Tepuk tangan dan tawa geli menyambutku. Bukan tawa mengejek, seperti yang selama ini aku kuatirkan. Bu Nuri mengangguk sambil tersenyum.
"Beautiful name. Live up to your name, Ayu!" Gumamnya lembut, sembari menepuk pundakku. Menyuruhku kembali ke bangku.
Satu hari sudah terlewatkan. Satu hari yang penuh kemenangan. Kemenangan atas diriku sendiri. Atas kemarahanku. Atas ketakutanku. Atas traumaku. Atas persepsiku tentang siapa aku.
Istirahat kedua, aku tak sengaja bertabrakan dengannya.
"Sorry, Â Parjo !" ujarku ringan sembari melangkah pergi.
*Untuk Ayu dimanapun kamu berada, karena kamu begitu berharga...dimataNYA.