Kipas angin berputar. Mengibas-ngibas tanpa henti.
Mendinginkan ruang yang panas, menenangkan hati yang gelisah.Â
Sejak pagi buta hingga tengah malam, aku berdiri tegak di sudut ruangan, tidak mengeluh, tidak meminta balasan.Â
Aku, kipas angin, saksi bisu yang tak pernah absen.
1
"Aduh, gerah banget!" seru Bima, pemilikku, sembari membanting tubuh ke atas kasur yang penuh bantal berantakan.Â
"Untung ada kamu, kalau nggak, aku bisa mati kepanasan!"
Aku hanya berputar. Menghembuskan angin dengan setia.Â
Tiap helaan napasku adalah penyelamat bagi manusia yang tak sadar betapa bergantungnya mereka padaku.
"Klik!"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!