Mohon tunggu...
Taufiq Agung Nugroho
Taufiq Agung Nugroho Mohon Tunggu... Asisten Peneliti

Seorang bapak-bapak berkumis pada umumnya yang kebetulan berprofesi sebagai Asisten Peneliti lepas di beberapa lembaga penelitian. Selain itu saya juga mengelola dan aktif menulis di blog mbahcarik.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Matahari Pertama

5 Agustus 2025   08:09 Diperbarui: 3 Agustus 2025   17:12 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cerpen: Matahari Pertama (Sumber: Canva)

Di luar, suara ayam kampung mulai masuk ke halaman sekolah. Matahari sudah tinggi.

Wajah guru mereka muncul di pintu.

Kelas dimulai.

Uqail menulis. Pensilnya pendek, tapi pikirannya panjang.

Ia tuliskan jawaban, garis demi garis, huruf demi huruf, dengan kesungguhan seperti seorang pelaut menulis surat kepada laut.

Di sela pelajaran, ia sempat menatap ke luar jendela.

Hutan yang tadi gelap, sekarang tampak damai. Sungai yang dingin, kini memantulkan cahaya. Kabut yang tadi menakutkan, berubah jadi bayangan putih yang menggantung manis di kejauhan.

Ia tidak berkata apa-apa. Tapi dalam dadanya, ada rasa yang tak bisa didefinisikan oleh kamus mana pun.

Hari itu, tak ada upacara. Tak ada perlombaan. Tak ada pengumuman besar.

Tapi bagi Uqail, itu adalah hari istimewa.

Hari ketika langkah kecilnya, yang sering dianggap sepele, mengantar ia ke tempat paling penting, sebuah ruang yang memberinya cahaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun