Mohon tunggu...
Taufiq Agung Nugroho
Taufiq Agung Nugroho Mohon Tunggu... Asisten Peneliti

Seorang bapak-bapak berkumis pada umumnya yang kebetulan berprofesi sebagai Asisten Peneliti lepas di beberapa lembaga penelitian. Selain itu saya juga mengelola dan aktif menulis di blog mbahcarik.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Merariq

21 Juni 2025   06:44 Diperbarui: 21 Juni 2025   06:44 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cerpen: Merariq (Sumber: Unsplash)

Langit memudar.

Angin bergerak pelan. Membelai pundak. Menyibak helaian rambut.

Mungkin angin ingin menjawab. Tapi Ayu tahu, jawabannya tak bisa diucapkan siapa-siapa.

Malam itu tidak hujan.

Tapi tanah tetap basah. Seperti baru selesai menangis.

Langit berwarna kelabu tak jelas. Tak ada bintang. Tapi juga tak sepenuhnya gelap.

Ayu berdiri di ambang pintu, membawa tas kecil berisi pakaian yang dilipat buru-buru.

Ia tidak mencium tangan ibunya.

Tidak menoleh ke kamar tempat ayahnya biasa tidur sambil mendengkur seperti ombak pasang.

Ia hanya menarik napas, lalu melangkah seperti seseorang yang tahu bahwa jalan pulangnya tak akan lagi sama.

Rizal menunggu di tikungan. Di atas motor yang sudah tua, dengan lampu yang satu redup, yang satu mati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun