Langit memudar.
Angin bergerak pelan. Membelai pundak. Menyibak helaian rambut.
Mungkin angin ingin menjawab. Tapi Ayu tahu, jawabannya tak bisa diucapkan siapa-siapa.
Malam itu tidak hujan.
Tapi tanah tetap basah. Seperti baru selesai menangis.
Langit berwarna kelabu tak jelas. Tak ada bintang. Tapi juga tak sepenuhnya gelap.
Ayu berdiri di ambang pintu, membawa tas kecil berisi pakaian yang dilipat buru-buru.
Ia tidak mencium tangan ibunya.
Tidak menoleh ke kamar tempat ayahnya biasa tidur sambil mendengkur seperti ombak pasang.
Ia hanya menarik napas, lalu melangkah seperti seseorang yang tahu bahwa jalan pulangnya tak akan lagi sama.
Rizal menunggu di tikungan. Di atas motor yang sudah tua, dengan lampu yang satu redup, yang satu mati.