Pisau masih di tangannya. Cabai merah terakhir belum dibelah.
Tapi dadanya sudah penuh.
Dua hari kemudian, kabar itu datang.
Bukan dari Nyoman. Tapi dari mimpi.
Ibunya duduk di ujung ranjang, rambutnya dikuncir longgar seperti dulu saat menyisir Ayu kecil.
Ia tak berkata apa-apa. Hanya menatap.
Dan Ayu, seperti selalu, terlalu lambat untuk bertanya.
Paginya, Nyoman mengirim pesan:
"Ibu sudah tidak ada."
Langit di luar rumah mendung.
Tapi tak ada hujan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!