Mohon tunggu...
Taufiq Agung Nugroho
Taufiq Agung Nugroho Mohon Tunggu... Asisten Peneliti

Seorang bapak-bapak berkumis pada umumnya yang kebetulan berprofesi sebagai Asisten Peneliti lepas di beberapa lembaga penelitian. Selain itu saya juga mengelola dan aktif menulis di blog mbahcarik.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Merariq

21 Juni 2025   06:44 Diperbarui: 21 Juni 2025   06:44 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cerpen: Merariq (Sumber: Unsplash)

Pisau masih di tangannya. Cabai merah terakhir belum dibelah.

Tapi dadanya sudah penuh.

Dua hari kemudian, kabar itu datang.

Bukan dari Nyoman. Tapi dari mimpi.

Ibunya duduk di ujung ranjang, rambutnya dikuncir longgar seperti dulu saat menyisir Ayu kecil.

Ia tak berkata apa-apa. Hanya menatap.

Dan Ayu, seperti selalu, terlalu lambat untuk bertanya.

Paginya, Nyoman mengirim pesan:

"Ibu sudah tidak ada."

Langit di luar rumah mendung.

Tapi tak ada hujan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun