Dua puisi di kompasiana bikin ngakak guling-guling
Isi dunia:Ketawa diatas penderitaan orang atau menangis diatas kebahagiaan orang
Lagi dan lagi aku berkunjung ke fasilitas kesehatanDuduk termenung sambil menatap hampa ruanganAku disini untuk berobatBerjuang untuk pulih kembaliAku
Pelita terang dalam intuisi lembar sastra penyair gila yang sering tertawa, menertawakan kehidupan
Tidak semua kehilangan ditinggalkan. Ada yang hanya bisa ditertawakan—seperti suhu mayat yang membeku di antara ingatan dan trauma.
a sering berkata, “Hidup tidak perlu sempurna untuk bisa bahagia.” Dan aku melihat kebenaran itu dalam dirinya. Ia bisa tertawa meski sederhana, bisa
Di teror mahluk halus
Untuk Kabupaten TercintaKarya. SohibSeandainya Aku menjadi pohon yang tumbuh di waktu pagi.Pasti Aku tak mampuMengapa?Industri begitu ganas memperkosa
Emang Kalau Sakit Gak Boleh Tertawa? Pernah nggak sih ketemu orang sakit yang masih bisa ketawa? Kadang kita datang jenguk teman di rumah sakit, bawa
Di tanah absurd, rakyat masih tertawa—bukan karena bahagia, tapi karena kebodohan sistem yang memajaki emosi.
Mungkin nanti, kalau semesta sedang iseng, kita akan duduk bersebelahan tanpa alasan,
Bukan akhir bahagia yang Hartini cari. Tapi pembuktian sunyi bahwa menjadi ibu tak pernah bertentangan dengan menjadi manusia seutuhnya
Dark comedy menertawakan tragedi, kematian, atau ketidakadilan. Mengapa kita bisa tertawa saat melihat hal-hal menyakitkan
Tertawa bersama bukan tanda kita lemah, tapi bukti kita masih satu tim. Saat tawa hadir, harapan pun tumbuh di tengah beban yang berat.
Jadi kalau kau tanya siapa penyelamat kami saat galau, bukan Google atau puisi galau di status WA. Jawabannya sederhana: Gabriel, si komedian asrama.
Kita sering mengira bahagia itu soal pencapaian besar, gelar mentereng, atau hidup yang tampak sempurna.
Saat semua orang tertawa, ada yang diam-diam menyimpan luka. Masihkah kita menyebutnya canda?
Tertawa bukan berarti kamu tidak punya masalah, tapi kamu sedang memberi dirimu izin untuk bernapas di tengah beratnya hidup.