Kita biasa tertawa saat melihat hal lucu: kejenakaan, permainan kata, atau situasi konyol. Tapi bagaimana dengan tertawa saat melihat penderitaan?
Jika begitu, maka kita perlu mengenal apa itu dark comedy alias komedi gelap. Komedi jenis ini mengajak kita tertawa pada hal-hal yang seharusnya tabu seperti kematian, kekerasan, penderitaan, bahkan penyakit mental.
Mengapa bisa begitu? Apakah kita kehilangan empati? Atau justru itulah cara manusia bertahan dari kerasnya hidup?
Dark comedy adalah genre humor yang menjadikan tragedi sebagai bahan tertawaan. Meski terdengar kejam, jenis humor ini seringkali lebih dalam dari sekadar lucu.Â
Ia menyindir, mengkritik, dan mengungkap absurditas realitas secara tajam dan ironis.
Asal-usul Komedi Gelap
Istilah dark comedy mulai populer di abad ke-20, meski akarnya sudah muncul jauh sebelumnya. Aristophanes, penulis drama Yunani Kuno, sudah mempermainkan tema sosial-politik lewat sindiran keras.Â
Tapi istilah modernnya baru dirumuskan lebih sistematis oleh penulis asal Prancis, Andr Breton, pada tahun 1930-an.
Menurut Breton, humor noir (komedi hitam) adalah bentuk perlawanan terhadap absurditas dunia modern seoerti perang, kemiskinan, dan ketimpangan. Lewat tertawa, manusia bisa merebut kembali kuasa atas rasa takut.
Di era modern, dark comedy berkembang luas lewat teater, sastra, televisi, dan terutama film.
Kenapa Kita Tertawa pada Hal Tragis?