Jangan salahin Kandidat Karyawan, Bisa Jadi HR Kamu yang Salah
The main gateway to quality education begins with the selection process for appropriate and competent prospective educators.
Direktur Legal dan Manajemen Human Capital PLN, Yusuf Didi Setiarto menyampaikan pihaknya berkomitmen untuk menghadirkan proses rekrutmen yang transpa
“Choosing educators today, creating leaders tomorrow.”
Alih-alih berpindah kerja, banyak karyawan justru memilih bertahan di perusahaan mereka. Fenomena ini dikenal dengan istilah “The Great Stay”.
Isu mengenai pendamping desa kembali ramai diperbincangkan di ruang publik. Melalui media sosial maupun pesan pribadi, tidak sedikit rekan yang menand
Oleh; Aziz Muslim Haruna Harapan yang Berubah Jadi KekecewaanMasyarakat Sampang menyambut dengan antusias kebijakan pemerintah pusat yang membuka
Siap tembus rekrutmen BUMN? JadiBUMN hadir sebagai bimbel BUMN modern dengan try out, modul, dan strategi belajar efektif.
Bingung mulai dari mana untuk daftar BUMN? Pahami dulu proses rekrutmennya dari awal sampai akhir, biar nggak salah langkah!
Proyek MEP
Maraknya penipuan mengatasnamakan rekrutmen pendamping desa harus dijawab dengan kewaspadaan masyarakat dan ketegasan pemerintah di semua lini.
Kadang yang naik motor, justru paling siap jadi sopir masa depan.
Refleksi tentang makna kandidat idaman di mata HRD: lebih dari CV, tapi soal nilai, empati, dan kesiapan tumbuh bersama tim.
Fenomena menarik muncul di tengah generasi muda Indonesia..
“Kita tak bisa memilih terlahir dari keluarga seperti apa. Tapi kita bisa memilih bagaimana berjalan di jalan yang diberikan"
Bayangan freshgraduate psikologi jadi HRD idaman kandidat yang mengubah sistem rekrutmen, kerja, dan pensiun secara adil dan manusiawi.
Optimalisasi Proses Rekrutmen SDM di Klinik Kesehatan melalui Pendekatan Data dan Teknologi
Di tengah tuntutan efisiensi dan akurasi, banyak perusahaan kini memanfaatkan profiling dan OSINT sebagai strategi baru dalam menyeleksi tenaga kerja.
HRD yang ideal dapat memproses rekrutmen yang bermartabat dengan mempertemukan dua pihak—perusahaan dan karyawan potensial.
Kandidat bukan cenayang. HRD yang bijak seharusnya bisa memberikan arahan, bukan hanya menghilang. Yuk, bangun budaya rekrutmen sehat.