Mohon tunggu...
Ferra Shirly A.
Ferra Shirly A. Mohon Tunggu... istri yang suka menulis dan minum kopi

senang bekerja dan belajar dari rumah

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Gigiku Diamplas, Sariawanku Langsung Terhempas

16 Oktober 2025   12:42 Diperbarui: 16 Oktober 2025   15:21 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi- Ruang praktik klinik gigi. (Sumber: PEXELS/Daniel Frank) 

Sore itu, setelah diperiksa dan gigi saya "diamplas" oleh dokter, saya keluar dari ruang praktik dengan rasa syukur yang aneh. Lidah saya tak lagi perih, dan di dada ada semacam kelegaan yang sulit dijelaskan. Ternyata, kadang penyembuhan datang bukan dari obat, tapi dari kesadaran bahwa luka itu bersumber dari diri sendiri.

Awalnya, saya mengira sariawan di lidah kala itu hanyalah sariawan biasa. Sudah saya biarkan hampir sebulan, yakin akan sembuh dengan sendirinya. Biasanya memang begitu, tapi kali ini berbeda. Letaknya di lidah bagian tengah lebih ke tepian, tepat di sisi yang sering bersentuhan dengan gusi kiri atas. Baru sembuh sehari dua hari, kumat lagi di tempat yang sama.

Sakitnya luar biasa. Setiap kali makan, rasanya seperti tertusuk jarum. Hingga suatu hari, saya merasa ada yang ganjal. Saat jari saya menyentuh gigi geraham kiri atas, ujungnya terasa tajam sekali.

"Jangan-jangan ini penyebabnya?" gumam saya waktu itu.

Sore itu juga, saya mengajak suami untuk menemani ke dokter gigi. Alhamdulillah, kliniknya sedang sepi, tak ada antrean sama sekali. Kami pun langsung dipersilakan masuk ke ruang praktik. Setelah saya bercerita singkat tentang keluhan yang saya alami, dokter mengangguk pelan dan memintaku duduk di kursi tindakan.

Tak lama kemudian, beliau memeriksa bagian dalam mulut dengan teliti, memperhatikan gigi dan lidah saya dari dekat. Tatapannya seolah mengonfirmasi dugaan saya sembari berkata,

"Ini sepertinya bukan sariawan biasa bu. Sakitnya bisa karena gigi Ibu yang tajam sebelah ini. Saya coba haluskan dulu ya gigi tajamnya."

Saya hanya mengangguk. Tindakan pun langsung dilakukan. Dokter mengambil alat seperti mesin kecil, lalu mulai "mengamplas" bagian gigiku yang tajam. Tak sampai sepuluh menit, selesai. 

Sempat tercium bau sedikit gosong dari gigiku yang diamplas, tapi begitu alat berhenti berputar, dokter menyuruhku berkumur dan memperagakan gerakan mengunyah. Aneh tapi nyata, rasa sakit di lidah yang hampir sebulan menghantui, hilang tanpa jejak, dalam sekejap.

"Alhamdulillah Ya Allah.." tak henti saya terus berucap syukur dalam hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun