Tabola Bale bukan sekadar lagu cinta, ia lirik lokal yang menyapa ruang publik nasional
Retorika pemimpin bukan sekadar kata-kata. Ia bisa meruntuhkan ruang demokrasi, atau justru membuka jalan bagi partisipasi publik yang sehat
Pernyataan kasar wakil rakyat bukan sekedar kata-kata, ia bisa mengikis wibawa dan merusak kepercayaan publik
Eufemisme kerap jadi alat penguasa mengaburkan fakta, namun kini masyarakat kritis dan bahkan menggunakannya sebagai bentuk perlawanan digital.
Para pejabat publik sering blunder dalam berkomunikasi. Perlu mengukur kemampuan dengan alat ukur objektif.
Public speaking pejabat seharusnya merangkul rakyat, tapi sering berubah jadi blunder yang melukai hati. Mengapa hal ini terus berulang?
Opini publik mulai dikenal sejak abad ke-18 di eropa dan amerika, terutama dalam konteks politik. Saat itu muncul semboyan vox populi, vox dei yang me
Mengapa pemimpin sering salah bicara? Artikel ini mengupas tuntas mengapa lidah pejabat sering tersandung, memicu amarah rakyat.
Dalam ilmu komunikasi politik, publik tidak hanya menilai isi kebijakan, tetapi juga bagaimana pesan itu dikemas dan disampaikan
DPR baru menjelaskan soal tunjangan rumah setelah demo pecah. Mengapa rakyat harus berteriak dulu untuk didengar?
Kasus komentar Nafa Urbach soal tunjangan DPR mengingatkan pentingnya pejabat publik bijak dalam berucap.
Keberhasilan Gibran menjadi Wapres bukan hasil dari politik dinasti, tetapi lebih tepat dikatakan sebagai hasil dari regenerasi kepemiimpinan Jokowi.
Bara api panas membara dan membakar Kabupaten Pati.
Oleh: Diva Fatiha Sari (Mahasiswa Ilmu Komunikasi) Dunia Politik Kini Lebih TerbukaKamu sadar gak sih, sekarang ngomongin politik itu gak cuma urusan
Di balik istilah sepele 'serakahnomics' tersembunyi gugatan serius: bagaimana membangun ekonomi adil lewat bahasa yang dipahami rakyat.
Artikel ini berseri. Mengulas blunder-blunder komunikasi pembantu Presiden.
Bersama melalui media sosial, Prabowo subianto ingin merubah transisi politiknya menjadi lebih terbuka dan menjadi politisi sipil.
Bersuara kini berisiko. Kritik dibalas serangan, opini digiring oleh buzzer. Saatnya bicara tentang siapa yang sebenarnya mengendalikan narasi.
Trumpology dengan demikian bukan hanya fenomena Amerika, tetapi gejala global komunikasi politik hari ini. Situasi ketika pemimpin bertransformasi men
Ketika politik jadi panggung persepsi, masihkah kata-kata bisa jujur? Menemukan makna komunikasi yang menyentuh, bukan hanya memukau.