Oleh: Diva Fatiha Sari (Mahasiswa Ilmu Komunikasi)
Dunia Politik Kini Lebih Terbuka
Kamu sadar gak sih, sekarang ngomongin politik itu gak cuma urusan elit? Dulu, saat zaman Orde Baru, ngomongin soal pemerintah bisa bikin deg-degan---karena semua serba diawasi. Tapi sekarang, siapa aja bisa ngomongin politik, bahkan dari ruang tamu sambil ngopi.
Lewat media sosial, semua orang bisa menyampaikan kritik, opini, bahkan ikut diskusi publik. Ini yang disebut sebagai bentuk komunikasi politik bebas---kebebasan masyarakat untuk menyuarakan pendapat mereka secara langsung dan terbuka.
---
Media Sosial Jadi "Panggung Politik" Baru
Kita hidup di era digital. Twitter, TikTok, Instagram, YouTube --- semua itu sekarang jadi alat komunikasi politik yang powerful banget. Gak cuma politisi, masyarakat biasa juga bisa jadi influencer politik.
Cuma, komunikasi politik yang bebas ini gak selalu berjalan mulus. Di balik kebebasan itu, ada juga tantangan besar yang harus dihadapi.
---
Bebas, Tapi Banyak Tantangan
Kebebasan ini bikin diskusi publik makin hidup. Tapi sayangnya, muncul juga sisi gelapnya:
- Hoaks dan disinformasi makin mudah menyebar.
- Polarisasi politik makin tajam.
- Ada potensi pembungkaman digital lewat aturan yang terlalu ketat.
Jadi, kebebasan ini perlu diimbangi sama literasi digital yang kuat, biar kita bisa bedakan mana informasi bener, mana yang ngaco.
---
Studi Kasus: Aceh Utara
Sebuah riset di Aceh Utara nunjukin kalau komunikasi politik yang efektif bisa ningkatin partisipasi pemilih sampai 33,2%. Jadi, cara ngomong politik itu emang ngaruh banget. Bayangin kalau semua calon legislatif ngerti cara komunikasi yang baik dan terbuka, partisipasi publik pasti makin naik!