Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Teacher St Bellarminus-Jakarta, Freelancer Writer, Indonesian Blogger

Observer of Social Interaction, Catechist in the Parish.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menjadi Bapak Rumah Tangga, Kenapa Harus Malu dan Takut?

12 Oktober 2025   22:20 Diperbarui: 12 Oktober 2025   22:20 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bapak Rumah Tangga. (Sumber: https://tirto.id/jadi-bapak-rumah-tangga-kenapa-tidak-cxUL)

Tak pernah terpikir untuk resign dari pekerjaan dan memilih menjadi bapak rumah tangga di rumah. Ketika, mendengar istilah "bapak rumah tangga", yang muncul dalam pikiran adalah peran seorang bapak yang menggantikan posisi ibu di rumah, sementara ibu bekerja di luar rumah.

Saya pernah berada dalam situasi itu ketika dengan terpaksa harus mengambil keputusan resign dulu. Ketika berada dalam situasi itu, menjadi bapak rumah tangga bukanlah tujuan, tetapi konsekuensi yang harus dialami dengan pertimbangan banyak hal, terutama soal kenyamanan dan keamanan bekerja.

Ketika berada dalam situasi tersebut, pekerjaan rumah tangga harus saya ambil alih. Isteri bekerja di rumah sakit ketika itu, dan anak baru seorang.

Baca juga: Potret Karakter di Ruang Kerja, Ragam Perilaku Rekan Sejawat

Rutinitas harian adalah menyiapkan anak untuk sekolah, mulai dari makanan, pakaian, mengantarnya ke sekolah dan menjemputnya dari sekolah. Ketika itu saya memiliki kios tempat usaha, tidak jauh dari lokasi rumah. 

Dari pengalaman itu, saya harus menutup sementara tempat usaha pada jam-jam tertentu ketika harus mengantar dan menjemput anak untuk sekolah, les renang, atau menjemput isteri di stasiun saat pulang dari bekerja. 

Saya bersyukur, karena pekerjaan itu bukan hal baru bagi saya. Pengalaman merantau dan tinggal di rumah kerabat dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga menjadi modal berharga buat saya sehingga tidak merasa kaget lagi. 

Melakukan pekerjaan mencuci baju, piring, mengepel, memasak, merawat anak, jangan ditanya, karena saya sudah lulus cumlaude, hehe. Itu rutinitas saya sejak kecil membantu ibu saya. Pembaca dapat melihat pengalaman saya tersebut dalam tulisan saya sebelumnya.

Mengambil keputusan untuk resign dan menjadi bapak rumah tangga bukan soal berani dan tidak. Ini soal kondisi yang menuntut sebuah pilihan.

Pandangan Masyarakat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun