Mohon tunggu...
Siti Swandari
Siti Swandari Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

terbuka, ingin bersahabat dengan siapapun dan dimana saja,with heartfelt wishes. gemini, universitair, suka baca, nulis , pemerhati masalah sosial dan ingin bumi ini tetap nyaman dan indah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dyah Ayu Sekar Arum

13 November 2018   18:55 Diperbarui: 13 November 2018   19:22 1236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Kepoan.com

Aku mendengar tuter mobil diluar , terdengar jerit Kennis  :" Ruddyy,..  "

Aku terpaku, memandang Arum yang dengan tenang menatapku, aku terkesiap melihat anak bayi yang digendongnya, wujudnya seperti manusia biasa , tapi  berbulu tebal dan ada dua tanduk kecil di kepalanya.

"Arum,... "  aku menyapa dengan suara tergagap, terbata getar, gidik ini rasanya sudah sampai diubun-ubun.

"Puteri, ... ini anakku , ini suamiku,..." suaranya kedengaran redup  mendayu sayup, dia memegang lengan mahluk itu.

Dan hanya dalam sekejapan mata, aku melihat mahluk berbulu tebal itu beralih rupa menjadi seorang pria yang  gagah menawan, bersih  dan kemudian juga memeluknya.

Dan mata ini berkejap lagi, kulihat bayi digendongan Arum sudah berubah menjadi bayi yang lucu, imut dan montok,  aku menggeleng-gelengkan kepalaku, rasanya tidak percaya dengan apa yang kualami dan kulihat waktu itu.


"Maa,  mamaa... " terdengar langkah gesa dan suara suamiku memanggil.

"Iya, aku disini,... " jawabku sambil menoleh, kemudian segera balik melihat  lagi kepintu tadi.

 Pintunya sudah tertutup  rapat,  Arum beserta anak dan suaminya sudah tidak tampak.

Aku terduduk, mengatur nafasku yang berdegup, kutelan ludahku,  kugeleng-gelengkan kepalaku.

Suamiku datang dan memandangi aku dengan pandangan was-was, penuh rasa kawatir, kemudian duduk dan  memelukku

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun