"Banyak yang bilang pekuburan ini angker, tetapi saya sudah jadi penjaganya disini sejak 3 tahun yang lalu,  tidak pernah ditakuti setan atau apa seperti di pilem-pilem  tuh bu,... " kata Diran dengan polos, aku berpandangan dengan Kennis.
Aku memutar balik mobil dan sekali lagi kita melewati dan menoleh memperhatikan kearah pohon besar itu, sepi saja.
"Oh iya, pak Diran tahu enggak rumahnya bu Arum ?" dia mengernyitkan alisnya dan menggeleng
"Namanya bu Dyah Ayu Sekar Arum,... " kataku menjelaskan, dia tetap menggeleng.
Kita berhenti ditempat tadi, Diran beranjak keluar
"Kalau pak Probo tahu enggak ?" tanya Kennis tiba-tiba
"Kalau bu Probo, yang sepuh itu, ...rumahnya ada disebelah sana pekuburan ini bu "
Aku dan Kennis saling berpandangan.
"Iya bu Probo sepuh, orangnya putih, pendek gitu pak ?" tanya Kennis, Diran mengangguk.
"Pindahan dari kota, seingat saya kalau pak Probo itu tinggi besar pakek kumis, tapi sudah meninggal lama -- anaknya satu perempuan, katanya sekolah dikota,..."
"Ya anaknya itu yang namanya Dyah Ayu Sekar Arum, itu teman sekolah kita dahulu, ... " kata Kennis