"Ini mau masak capcay kuah kesukaan Niar. Oh, ya, nak Rara suka apa biar sekalian dimasakin juga?" Tanya Bu Tari.
"Rara mah ga pilih-pilih makanan, Bu semuanya suka. Kalau begitu Rara bantu ya, Bu" selama memasak, aku mengobrol banyak hal dengan Bu Tari, dia seperti yang kukenal selama ini, ramah baik dan terlihat sangat penyayang. Aku tau dia juga menyayangi Niar, hanya saja Niar yang belum bisa menerima.
"Sabar ya, Bu, secara berlahan nanti semoga Niar bisa menerima ibu," ucapku penuh keyakinan.
"Terima kasih ya, Nak"
Benar saja, setelah cukup lama membujuk dan meyakinkan Niar, lambat laun dia mulai betah di rumahnya lagi, apalagi Bu Tari yang berusaha keras membujuknya, itulah yang aku lihat selama ini. Aku merasa bersyukur karena melihatnya mulai ceria kembali walau tidak seceria dulu.
Niar pernah bilang kalau dia akan menurunkan egonya dan berusaha berdamai dengan apa yang ditakdirkan pada hidupnya, berusaha ikhlas dan berusaha meyakinkan diri semua yang ada pada hidupnya adalah hal terbaik yang Allah percayakan untuk dia jalani. Dan benar saat ikhlas menjalaninya tentu hal baik juga akan diterima.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI