Mohon tunggu...
Seri Bulan Siregar
Seri Bulan Siregar Mohon Tunggu... Hanya warga sipil biasa

Mengabadikan setiap moment dalam bentuk tulisan. (⚠️ Blog ini bersisi tulisan random berupa Artikel, Cerpen dan puisi) Terima kasih yang berkenan mampir dan membaca 🙏

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Wasiat Ibu untuk Ayah | Sebuah Cerpen

21 Juni 2025   22:49 Diperbarui: 21 Juni 2025   22:49 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daftar isi Buku Bicara Tanpa Suara Sumber Dokumentasi Pribadi 

"Ini mau masak capcay kuah kesukaan Niar. Oh, ya, nak Rara suka apa biar sekalian dimasakin juga?" Tanya Bu Tari.

"Rara mah ga pilih-pilih makanan, Bu semuanya suka. Kalau begitu Rara bantu ya, Bu" selama memasak, aku mengobrol banyak hal dengan Bu Tari, dia seperti yang kukenal selama ini, ramah baik dan terlihat sangat penyayang. Aku tau dia juga menyayangi Niar, hanya saja Niar yang belum bisa menerima.

"Sabar ya, Bu, secara berlahan nanti semoga Niar bisa menerima ibu," ucapku penuh keyakinan.

"Terima kasih ya, Nak"

Benar saja, setelah cukup lama membujuk dan meyakinkan Niar, lambat laun dia mulai betah di rumahnya lagi, apalagi Bu Tari yang berusaha keras membujuknya, itulah yang aku lihat selama ini. Aku merasa bersyukur karena melihatnya mulai ceria kembali walau tidak seceria dulu.

Niar pernah bilang kalau dia akan menurunkan egonya dan berusaha berdamai dengan apa yang ditakdirkan pada hidupnya, berusaha ikhlas dan berusaha meyakinkan diri semua yang ada pada hidupnya adalah hal terbaik yang Allah percayakan untuk dia jalani. Dan benar  saat ikhlas menjalaninya tentu hal baik juga akan diterima.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun