Mohon tunggu...
Mutiara Amelia Sabrina
Mutiara Amelia Sabrina Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pelajar

Ikhtiar adalah jalan ninjaku

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Novel | Reason

21 Januari 2020   20:38 Diperbarui: 24 Januari 2020   18:19 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yuky mengerutkan wajah heran dengan apa yang dikatakan lelaki itu, "oh ayolah.. satu satunya yang membuatku kesal adalah karna kau menelphone dan yang kau katakan lebih basi dari pada lolucon murahan!"

"Dengar! Aku serius--" perkataan Kunto terpotong dengan omelan Yuky.

"Aku juga serius! Kau sungguh menyebalkan!" Yuky mengomel sembari memulai memungut buku buku yang berserakan.

"Dengar!.. " sambung Kunto, " Mungkin ada seseorang yang akan datang, atau seseorang yang aka membuatmu berteriak lalu berlari seperti orang gila.."
Kata kata selanjutnya tidak Yuky dengarkan, menurutnya Kunto akan mengakhiri kata katanya dengan candaan yang mainstream, padahal awalnya terdengar begitu serius. Yuky terfokus pada serakan buku yang mulai ia bereskan.

Langkah kaki, langkah kaki yang bergema diantara langkah kaki orang orang sekitar Yuky. Suara langkah kaki itu mampu membuat Yuky bergeming tak bergerak. Atau mungkin ia tak bergerak karena novel berjudul 'Is It To Late?' , mengingatkanya pada satu kata 'yes', jawaban yang begitu sederhana namun mampu menyayat hati Yuky.

Kini bukan hanya suara langkahnya saja. Namun kaki yang berbalut sepasang sepatu Vantophel kini berdiri dihadapan Yuky. Lalu, tangan Yuky yang terdiam hendak mengambil novel itu terdahului oleh tangan seorang lelaki. Ia mengambil novel itu. Sesaa Yuky masih terdiam, lalu perlahan tatapan matanya melirik seseorang yang kini dihadapannya. Lelaki itu tersenyum lebar, tersenyum tanpa merasa dosa.


"Jadi Yuky, tenang ok? Kalau , ya.. kalau, hanya berjaga jaga, kalau seseorang itu ada dihadapamu sekarang, cukup tarik nafas dan coba untuk menjernihkan pikiran.." itulah kata kata Kunto sebelum akhirnya ia tuli oleh kejutan dihadapannya.

Lelaki itu tersenyum dan berkata, "Jadi Yuky, Here I am!"

Yuky kembali berdiri, ia berdiri kaku dihadapan lelaki yang kini menatapnya heran karna wajah Yuky yang begitu pucat. cukup tarik nafas dan coba untuk menjernihkan pikiran.. ia mengingat apa yang dikatakan Kunto. Tapi, ya Tuhan! Bahkan jantungku berdetak dua kali lebih kencang! Tidak mungkin bisa berfikir jernih atau menjernihkan fikiran, aku bisa gila! Gumam Yuky.

Tanpa fikir lama, seper apa yang Kunto katakan, Yuky berlari keluar dari toko buku. Bahkan tanpa matel putih dan topi baret di London yang kini memasuki musim dingin. Tentu saja Lelaki itu bukan lelaki brengsek yang hanya tertawa saat melihat wanita bwrtingkah gila, terlebih wanita yanh telah ia tunggu selama 6 tahun. Lelaki itu ikut berlari, sebelumnya ia membawa mantel dan topi baret merah Yuky-- entah dari mana lelaki itu tahu mantel itu milik Yuky.

Dengan hanya memakai celemek , Yuky berlari menabrak nabrak orang orang disekitarnya. Kakinya tersenggol sesuatu hingga hampir saja ia terjatuh. Hampir. Tapi tidak setelah akhirnya sesworang memeluknya dari belakang, menahanya agar tidak terjatuh. Sadar lelaki itu yang menahannya, Yuky sontak melepaskan pelukan lelaki itu. Lalu berbalik dan membalas tatapannya. Kini Yuky cukup berani untuk melakukan ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun