Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tetralogi Air dan Api, Idu Geni

19 Maret 2019   05:31 Diperbarui: 19 Maret 2019   05:52 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Pasukan Lawa Agung menerapkan perangkap laba-laba.  Bahkan telik sandi yang aku coba kirimkan, tidak bisa keluar dari benteng untuk meminta bantuan dari Ibukota Galuh Pakuan."

Dewi Mulia Ratri saling berpandangan dengan Arya Dahana.  Ini seperti perang Bubat kedua bagi Galuh Pakuan.  Kekuatan yang sama sekali tidak berimbang.  Jika tidak ada bala bantuan datang.  Bisa-bisa di sore hari, benteng ini akan menjadi tumpukan arang. 

"Panglima, apakah ada perkembangan mengenai seberapa besar kekuatan musuh?  Apakah ada penambahan kekuatan atau masih sama seperti kemarin.  Aku tidak bisa leluasa mengerahkan pasukan gaib karena mereka mempunyai Nini Cucara dan panglima dari Laut Selatan itu.  Mereka pasti mengincarku.  Aku akan cukup sibuk sehingga tidak bisa mengendalikan pasukan gaib itu."

Panglima Baladewa menghela nafas panjang. 

"Yang aku dengar kekuatan mereka justru bertambah.  Ada beberapa tokoh sakti dunia persilatan dari timur yang bergabung dengan mereka.  Mereka baru datang malam ini.  Aku belum tahu siapa saja.  Anak buahku sedang menyelidikinya."

Kali ini, semua orang saling pandang.  Sepertinya semua sadar bahwa situasi sedang tidak memihak mereka.  Mereka benar-benar memerlukan bala bantuan prajurit dan juga tokoh tokoh Galuh Pakuan. 

Saat mereka masih berbincang-bincang mengatur siasat menghadapi perang habis-habisan besok pagi, tiba tiba muncul seorang penjaga yang datang dengan tergesa-gesa.  Di belakangnya nampak seseorang berbaju hitam hitam yang terlihat kusut dan lelah.  Setelah memberikan hormat kepada Panglima Baladewa dan mengangguk takzim kepada yang lain, laki-laki itu melapor dengan suara tegas.

"Panglima, saya berhasil mendapatkan keterangan utuh siapa saja bala bantuan yang datang membantu Lawa Agung.  Ada tiga orang dari timur yang tiba malam ini.  Mereka disebut-sebut berasal dari Persekutuan  Pesisir Gugat.  Putri Anjani, Datuk Rajo Bumi dan Mahesa Agni.  Ketiga orang itu malam ini telah bertemu dengan Panglima Kelelawar.  Demikian yang bisa saya laporkan panglima."

Semua yang ada di ruangan itu terbelalak hebat.  Ini lebih dari gawat.  Mereka tidak terlalu mengenal Mahesa Agni, tapi nama Datuk Rajo Bumi tentu saja membuat gentar.  Putri Anjani tentu sangatlah mereka kenal.  Pimpinan Garda Kujang Elang yang kini menjadi ketua Persekutuan Pesisir Gugat. 

Dewi Mulia Ratri saling bertatapan dengan Panglima Baladewa.  Keduanya sepakat bahwa pertempuran esok hari adalah pertempuran antara liliput melawan raksasa.  Benteng Bantar Muncang pasti akan jatuh.  Keajaiban apalagi yang bisa menyelamatkan mereka kali ini?

Meskipun sadar bahwa ini akan menjadi sebuah puputan, Panglima Baladewa sama sekali tidak merasa jerih.  Panglima yang gagah ini kemudian mengumpulkan semua hulubalang pasukan untuk berunding.  Dewi Mulia Ratri, Arya Dahana, Bimala Calya, Ardi Brata, ikut serta dalam pertemuan luar biasa penting itu.  Mempertahankan benteng Bantar Muncang sepertinya mustahil.  Semua sepakat dengan hal itu. Tapi semuanya juga sepakat, bahwa benteng ini tidak akan jatuh dengan mudah.  Kalaupun mereka harus tewas berkubang darah di sini, maka sudah menjadi tekad mereka semua untuk membawa sebanyak banyaknya orang orang Lawa Agung bersama mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun